REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Ciputra bekerjasama dengan Rumah Milenial Indonesia (RMI) mengadakan Seminar Nasional secara virtual dengan tema "Pemuda, UMKM dan Undang-Undang Cipta Kerja". Kegiatan yang dimoderatori oleh Koordinator Pengembangan UMKM RMI Yanuserius Zega ini dilaksanakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda. Seminar ini membahas bagaimana kondisi perekonomian dan UMKM di masa Pandemi Covid-19 dan kaitannya dengan UU Cipta Kerja yang baru disahkan.
Dalam sambutan pembukanya, Wakil Rektor Universitas Ciputra Bidang Pengembangan SDM Viktor Effendi menyampaikan, dengan semangat yang pernah dilakukan oleh pemuda Indonesia 92 tahun yang lalu, pemuda Indonesia saat ini dengan antusias juga harus mendorong inovasi. Menurut Viktor, para pengusaha, entrepreneur, serta para pekerja dengan adanya Undang-Undang Cipta Kerja ini diharapkan dapat saling bekerja sama untuk keadilan dan kehidupan yang lebih baik.
"Sekarang zamannya inovasi, zamannya suatu negara berlomba-lomba menciptakan inovasi. Jangan sampai negara kita tertinggal hanya karena masih mengurus hal-hal yang tidak perlu kita urus dan perdebatkan. Mari kita bersama-sama dengan semangat sebagai satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa, kita bersama-sama mendorong inovasi. Kita melihat terus harapan dan peluang serta berjuang menghadapi tantangan ke depan," ujarnya, Selasa (3/11).
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yang diwakili oleh Staf Ahli Hubungan Antar Lembaga Kementerian UMKM, Luhur Pradjarto dalam paparan materinya menjelaskan manfaat Undang-Undang Cipta Kerja terhadap UMKM. Beberapa manfaatnya antara lain, mendorong penciptaan lapangan kerja dan memudahkan pembukaan usaha baru.
Selain itu, masih menurut dia, manfaat lainnya adalah mendorong upaya pemerintah dalam pemberantasan korupsi dengan menyederhanakan, memotong, dan mengintegrasikan ke dalam sistem perizinan secara elektronik. Dengan demikian pungutan liar dapat dihilangkan, serta bagian dari upaya pemulihan ekonomi nasional, khususnya dalam mendorong terciptanya transformasi ekonomi.
Luhur kemudian menjelaskan tentang program pengembangan UMKM yang menjadi prioritas pemerintah dan bagaimana agar para pemuda dapat mengakses program-program bantuan UMKM yang dicanangkan oleh pemerintah.
"Manfaatkanlah masa mudamu sebelum datang masa tua. Kembangkan kreativitas, inovasi untuk memberikan sumbangan terhadap negeri ini. Jangan hanya berharap untuk bekerja tapi ciptakanlah pekerjaan untuk menumbuhkembangkan perekonomian Indonesia dalam rangka mewujudkan Indonesia maju," pungkas Luhur mengakhiri paparannya.
Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Noer Fajrieansyah menyampaikan, pemuda mempunyai peranan penting dalam membangun Indonesia dengan melakukan inovasi dan terobosan. "Sekarang kita tidak boleh hanya berinvestasi pada barang atau bentuk, tapi berinvestasi pada manusia. Dengan Undang-Undang Cipta Kerja, Indonesia sedang mempersiapkan strategi untuk menyongsong bonus demografi yaitu berinvestasi pada sumber daya manusia," kata Noer yang akrab disapa dengan panggilan Fajri.
Menutup Seminar Nasional secara virtual ini, Pendiri Rumah Milenial Indonesia, Sahat Martin Philip Sinurat menyampaikan bahwa generasi muda seperti apa yang diperingati pada Hari Sumpah Pemuda sebenarnya dapat memberikan kontribusi di berbagai bidang antara lain, dalam bidang entrepreneur, pendidikan, sosial, dan lainnya.
"Melalui seminar ini, kita bisa memiliki pemikiran yang lebih terbuka. Kalaupun ada hal-hal yang belum sesuai dengan Undang-Undang Cipta Kerja, tapi di sisi lain banyak juga manfaat dan peluang yang bisa kita lihat. Mudah-mudahan Undang-Undang baru ini bisa dimanfaatkan oleh generasi muda," kata dia.