REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya mengingatkan jajarannya serta warga Kota Bogor dan sekitarnya untuk mewaspadai adanya bencana hidrometeorologi, yakni bencana akibat cuaca buruk seperti bencana banjir, tanah longsor, angin kencang, dan pohon tumbang. Sebab, potensi bencana hidrometeorologi pada musim hujan menjadi lebih besar.
Bima Arya mengatakan, pada Senin (2/11) kemarin terjadi bencana pohon tumbang di empat lokasi di Kota Bogor, yakni di Jalan Ahmad Yani Tanah Sareal, Jalan H Juanda Bogor Tengah, Jalan Dadali Bogor Selatan, serta Kelurahan Pakuan Bogor Selatan. Akibat pohon tumbang tersebut empat orang yang sedang mengendarai sepeda motor tertimpa dan mengalami luka-luka, serta sebuah mobil rusak di bagian atap tertimpa batang pohon.
"Semua korban akibat pohon tumbang, pembiayaan pengobatanya ditanggung oleh Pemerintah Kota Bogor," katanya di Kota Bogor, Selasa (3/11).
Bima Arya juga menyebut untuk mengantisipasi bencana pohon tumbang, Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Pertamanan melakukan pemangkasan dahan pohon maupun menebang pohon penghijauan yang rapuh dan keropos. "Ada sekitar 300-an pohon yang didata untuk dipangkas dan ditebang oleh Bidang Pertamanan. Dinas terkait akan keliling Kota Bogor untuk memangkas dan menebang pohon yang rawan tumbang," katanya.
Bima menjelaskan pohon rawan tumbang itu dua kategori, pertama, pohon yang terlihat kokoh dari luar tapi akarnya sudah rapuh keropos. "Pohon ini sering tumbang ketika ada angin kencang," katanya.
Kedua, pohon yang akarnya kuat tapi dahan dan rantingnya getas, mudah patah. "Pohon kategori ini dahan dan rantingnya mudah patah dan tumbang ketika cuaca buruk," katanya.