Selasa 03 Nov 2020 22:20 WIB

Alqaeda Ancam Bunuh Macron dan Para Penista Nabi

AQMI yang berafiliasi ke Alqaeda ancam bunuh Presiden Prancis Macron

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
AQMI yang berafiliasi ke Alqaeda ancam bunuh Presiden Prancis  Emmanuel Macron.
Foto: AP/Sebastian Scheiner
AQMI yang berafiliasi ke Alqaeda ancam bunuh Presiden Prancis Emmanuel Macron.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS –  Presiden Prancis, Emmanuel Macron, baru-baru ini diserang di dunia Muslim akibat komentarnya tentang karikatur kontroversial Nabi Muhammad dan tuduhannya terhadap Islam. 

Beberapa negara telah menyerukan boikot produk Prancis, sementara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Macron membutuhkan pemeriksaan mental.

Baca Juga

Namun, respons keras disampaikan Al-Qaeda di Maghreb Islam (AQMI). Kelompok jihadis yang berafiliasi ke Alqaeda ini telah meminta para pengikutnya untuk membunuh siapa saja yang menghina Nabi Muhammad dan mengancam Presiden Prancis Emmanuel Macron atas komentar yang dia buat tentang Islam dan karikatur kontroversial Charlie Hebdo yang menggambarkan tokoh agama Islam yang penting.  

"Membunuh siapa saja yang menghina Nabi adalah hak setiap Muslim," kata kantor berita Agence France Press mengutip pernyataan yang konon dibuat oleh outlet teroris, dilansir dari laman Sputnik News, Selasa (3/11).  

AQMI mengatakan bahwa boikot produk Prancis adalah kewajiban tetapi mencatat bahwa tindakan tersebut tidak cukup untuk membalas dendam atas pernyataan Macron. Kelompok itu menggambarkan pemimpin Prancis itu sebagai seorang anak muda dan tidak berpengalaman, yang memiliki otak kecil.  

Hubungan antara Prancis dan sebagian dunia Muslim baru-baru ini memburuk setelah pembunuhan seorang guru sekolah di pinggiran kota Paris. 

Penyerangnya, seorang imigran Muslim berusia 18 tahun, memenggal kepala Samuel Paty setelah dia mengetahui bahwa pria berusia 47 tahun itu menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya selama pelajaran kebebasan berbicara.  

Media ini menulis bahwa kitab suci Islam Alquran tidak mengatakan apapun tentang penggambaran Allah atau Nabi Muhammad. Namun, Muslim garis keras dan ekstremis menentang karikatur tersebut. Satir Islam atau perwakilannya dianggap menghujat dan di beberapa teokrasi fundamentalis bisa dihukum mati. 

Macron mengutuk pembunuhan guru tersebut, yang dia gambarkan sebagai pahlawan yang mewujudkan nilai-nilai Prancis dan secara anumerta memberinya penghargaan sipil tertinggi negara itu, Legion d'Honneur. 

Dalam pidatonya, Macron membela keputusan Paty untuk menunjukkan karikatur tokoh utama agama Islam, menyatakan bahwa keputusan guru dilindungi di bawah hak Prancis untuk kebebasan berbicara.

"Kami akan melanjutkan, guru. Kami akan mempertahankan kebebasan yang kamu ajarkan dengan sangat baik," kata Macron kepada 400 tamu yang menghadiri upacara pemakaman.

Pernyataan Macron, serta keputusan untuk memproyeksikan karikatur Nabi Muhammad di gedung-gedung pemerintah di seluruh Prancis, menyebabkan keributan di beberapa negara Muslim. Protes skala besar diadakan di Bangladesh, Lebanon dan Malaysia. 

Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan menyebut komentar Macron memecah belah. Sementara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan bahwa pemimpin Prancis membutuhkan pemeriksaan mental. Pakistan dan Turki juga menyerukan boikot terhadap produk Prancis.

 

Sumber: https://sputniknews.com/europe/202011021080959152-al-qaeda-reportedly-threatens-macron-endorses-killings-of-anyone-who-insults-islams-muhammad/

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement