Rabu 04 Nov 2020 05:37 WIB

Wapres: Pemahaman Alquran Secara Tekstual Bisa Menyesatkan

Wapres ingatkan agar Alquran tak dipahami secara tekstual.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Wapres: Pemahaman Alquran Secara Tekstual Bisa Menyesatkan. Foto: Wakil Presiden Maruf Amin saat acara peluncuran Buku Pandemi Corona: Virus Deglobalisasi, Masa Depan Perekonomian Global dan Nasional melalui video conference dari kediaman resmi Wapres, Jakarta, Senin (13/7).
Foto: Dok. KIP/Setwapres
Wapres: Pemahaman Alquran Secara Tekstual Bisa Menyesatkan. Foto: Wakil Presiden Maruf Amin saat acara peluncuran Buku Pandemi Corona: Virus Deglobalisasi, Masa Depan Perekonomian Global dan Nasional melalui video conference dari kediaman resmi Wapres, Jakarta, Senin (13/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin mengungkapkan bahaya apabila seseorang memahami Alquran dan Hadis hanya berdasarkan tekstual. Hal tersebut dia sampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) 2020 melalui Zoom dan kanal Youtube Kemenag pada Selasa (3/11).

"Pemahaman secara tekstual, yang hanya memahami teks-teks dalam Alquran dan hadis tanpa penafsiran juga dapat menghasilkan pemahaman yang statis, karena pemahaman seperti ini tanpa disertai dengan maksud utama, bahkan pemahaman pada teks tertentu bisa menyesatkan seperti ayat-ayat yang terkait dengan jihad," kata Ma'ruf.

Baca Juga

Dalam kesempatan ini, dia menjelaskan, Moderasi beragama dalam islam, yang disebut wasatiyyah merupakan proses meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran agama secara adil serta seimbang. Hal ini akan menghasilkan cara pandang, sikap, dan perilaku yang selalu mengambil posisi jalan tengah.

"Di antara dua hal, antara jasmani dan rohani, antara hak dan kewajiban, antara kepentingan individual dan kemaslahatan umat atau bangsa, serta keseimbangan masa lalu dan masa depan. Pemahaman islam wasatiyah juga dalam pemahaman yang tidak tekstual,  tidak pula liberal, tidak berkelebihan, tapi juga tidak gegabah, tidak memperberat, tidak juga mempermudah," paparnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement