REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Kepolisian Austria menggerebek 18 properti dan menangkap 14 orang dalam perburuan besar-besaran pada Selasa (3/11). Upaya ini dilakukan untuk menjaring kemungkinan kaki tangan seorang milis yang menembak mati empat orang dan melukai 22 lainnya dalam serangan di pusat kota Wina.
“Kami akan mencari dan memburu para pelaku, mereka yang berada di balik ini dan rekan-rekannya dan memberikan hukuman yang adil. Dan kami akan mengejar semua orang yang ada hubungannya dengan kemurkaan ini dengan semua cara yang tersedia," ujar Kanselir Austria, Sebastian Kurz, dalam pidato nasional.
Pria bersenjata yang dibunuh oleh polisi beberapa menit setelah melepaskan tembakan di bar yang ramai pada Senin (2/11). Dia diidentifikasi sebagai Kujtim Fejzulai, seorang Austria berusia 20 tahun yang juga berkewarganegaraan Makedonia Utara dan keluar dari penjara tahun lalu.
Sedangkan ISIS telah mengklaim serangan itu dilakukan oleh salah satu anggotanya. Melalui kantor berita milik ISIS Amaq, kelompok itu mengatakan dalam sebuah pernyataan di Telegram, penyerang tersebut bernama Abu Dagnah Al-Albany.
Polisi Swiss juga menangkap dua pria di dekat Zurich dalam penyelidikan kemungkinan kaitannya dengan pria bersenjata itu. Kementerian Dalam Negeri Makedonia Utara, mengatakan pihaknya yakin tiga orang yang semuanya lahir di Austria dan memiliki kewarganegaraan ganda telah terlibat dalam serangan itu. Mereka mengidentifikasi hanya dengan inisial dan tidak memberikan informasi lebih lanjut.
Menteri Dalam Negeri Austria, Karl Nehammer, menyatakan, Fejzulai telah memposting foto di akun media sosial sebelum serangan itu. Dia menunjukkan dirinya sedang menenteng senjata.