Rabu 04 Nov 2020 06:40 WIB

Penyanyi dan Tokoh Oposisi Uganda Ditangkap Polisi

Penyanyi Bobi Wine ditangkap setelah sah dinyatakan sebagai kandidat presiden Uganda.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Bintang pop yang menjadi anggota parlemen oposisi Bobi Wine ditangkap kepolisian Uganda.
Foto: AP Photo/Ronald Kabuubi
Bintang pop yang menjadi anggota parlemen oposisi Bobi Wine ditangkap kepolisian Uganda.

REPUBLIKA.CO.ID, KAMPALA -- Tokoh oposisi dan penyanyi terkenal Bobi Wine ditangkap polisi. Partainya mengatakan Wine ditangkap setelah sah dinyatakan sebagai kandidat presiden pada pemilihan tahun depan.

"Mereka (polisi) menggunakan palu dan memecahkan jendela mobilnya dan menariknya paksa keluar, mereka menjejalkannya ke mobil mereka dan pergi," kata juru bicara partai NUP, Joel Senyonyi, seperti dikutip Aljazirah, Selasa (3/11).

Baca Juga

Stasiun televisi lokal NBS Television yang melaporkan dari lokasi kejadian mengatakan saat sekelompok polisi bentrok dengan pendukung Wine. Polisi yang lain memasukan penyanyi tersebut dalam mobil van.

Wine yang nama aslinya Robert Kyagulanyi ingin mengakhiri kekuasaan Presiden Yoweri Museveni yang sudah 34 tahun berkuasa. Penguasa dengan masa jabatan terlama ketiga di Afrika.

Pemilihan umum dijadwalkan digelar pada Februari tahun depan. Wine yang berusia 38 tahun dan berjiwa muda menarik banyak pendukung dengan musiknya.

Ia mengguncang partai National Resistance Movement (NRM) yang sudah lama berkuasa. Petugas keamanan kerap menindak keras pendukungnya.

Di awal pandemi virus korona Wine merilis lagu mengajak masyarakat mencuci tangan. Ia membangun dukungan dari anak muda di negara berpopulasi 42 juta itu. Sekitar 75 persen pemilih dibawah 30 tahun mendukungnya.

Sejak Wine mengungkapkan ambisinya untuk meraih kursi presiden. Polisi dan militer kerap membubarkan kampanyenya serta memukuli dan menahan pendukung-pendukungnya.

Pada Senin (2/11) kemarin Museveni memperingatkan siapa pun yang ingin merusak perdamaian akan menyesali aksinya. Hal ini ia katakan saat menyerahkan lembar pencalonannya untuk pemilihan tahun depan.

"Saya mendengar, beberapa orang ingin mengganggu kedamaian kami, siapapun yang mencobanya akan menyesalinya," kata Museveni.

"Bagi kami, ini bukan lelucon, kami berjuang untuk membawa perdamaian," tambahnya pada wartawan.

Pendukungnya memuji Museveni karena membawa investasi dan mendorong ekonomi. Tapi lawannya menuduh presiden membungkam kritik dan pemerintahannya dijangkiti korupsi. Tuduhan yang berulang kali ia bantah. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement