Rabu 04 Nov 2020 08:55 WIB

Habib Rizieq: Hoaks Jika Pemerintah Bantu Kepulangan Saya

Habib Rizieq tegaskan tidak ada pihak yang membantu kepulangannya ke Indonesia.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Bayu Hermawan
Habib Rizieq Shihab
Foto: Mahmud Muhyidin
Habib Rizieq Shihab

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab meminta agar kepulangannya pada 10 November mendatang tidak dimanfaatkan berbagai pihak. Habib Rizieq menegaskan, kepulangannya ke Indonesia tidak dibantu siapapun, baik itu dari pemerintah atau pihak di luar pemerintah.

"Jika pemerintah mengaku ikut dalam lobi kepulang saya, maka saya katakan dengan tegas itu bohong besar, itu hoaks," ujarnya dari live streaming di Arab Saudi, Rabu (4/11).

Baca Juga

Rizieq menegaskan, pengumuman itu dilakukan mengingat hanya dirinya dan pihak FPI, selain dari pihak Mekah yang terlibat dalam proses kepulangannya. Ketika membahas pemerintah Indonesia yang berada di luar dan dalam negeri, ia sebut, pihaknya tidak menerima bantuan dan memang tak dibantu sejak awal.

Habib Rizieq mengaku, dirinya juga tidak ingin mempersulit pemerintah Indonesia. Khususnya, jika memberi beban mengenai halangan kepulangannya ke tanah air. "Biarlah saya dan teman-teman yang tangani beban saya dan keluarga," terangnya.

Pendiri FPI itu, sebelumnya juga mengumumkan telah menerima perpanjangan visa. Dengan perpanjangan itu, ia mengaku akan langsung pulang ke Indonesia pada 9 November 2020, dan tiba di Jakarta keesokan harinya.

"Senin 9 November, Insya Allah saya dan keluarga akan terbang dari bandara Jeddah pukul 19.30 waktu Saudia, dengan kode penerbangan SV 816," katanya.

Sesampainya di Jakarta pada 10 November, dirinya mengaku akan beristirahat dan menerima tamu dari berbagai pihak selama dua hari. Sebelum akhirnya melaksanakan berbagai agenda di hari selanjutnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement