Rabu 04 Nov 2020 10:55 WIB

Politikus PDIP Kembali Sentil Penghargaan yang Diraih Anies

Gilbert menyebut, tidak ada yang namanya sustainable dalam waktu 1,5 tahun.

Anggota Komisi B DPRD DKI, Gilbert Simanjuntak (kanan).
Foto: Tangkapan layar
Anggota Komisi B DPRD DKI, Gilbert Simanjuntak (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi B DPRD DKI, Gilbert Simanjuntak kembali menyorot penghargaan yang diterima Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terkait integrasi transportasi publik. Penghargaan itu adalah Sustainable Transport Award (STA) 2021 yang diberikan oleh The Institute for Transportation & Development Policy (ITDP) yang berbasis di New York, Amerika Serikat, yang memberi penilaian kinerja inovasi transportasi di Ibu Kota selama 18 bulan terakhir.

Gilbert menyebut, tidak ada yang namanya sustainable dalam waktu 1,5 tahun. Menurut dia, sustainable itu artinya berkelanjutan dalam waktu lama. Dia pun menyinggung pernah mendapat penghargaan, lantaran dedikasinya yang lama di bidang dokter.

"Berkelanjutan dari kapan? Dari sebelumnya, bukan ke depan. Jadi kalau sutainable itu memang periode yang lama. Saya bukan ngomong sembarangan. Saya pernah dapat penghargaan internasional dua, dan itu saya dapat 15 tahun lebih perjuangan. Butuh waktu dan itulah konsistensi, fokus, dedikasi," kata Gilbert dalam bincang perjualan di Youtube berjudul Penghargaan: Antara Fatamorgana dan Realita yang dikutip Republika, Rabu (4/11).

Gilbert melanjutkan, jika ada penghargaan yang dinilai dalam waktu 1,5 tahun, itu artinya bukan berkelanjutan. Raihan penghargaan itu jelas tidak sesuai dengan realita. Politikus PDIP itu pun menyinggung, apa yang dilakukan gubernur sebelumnya menjadi benchmarking (patokan), hingga transportasi di Jakarta seperti sekarang.

"Transportasi dibangun lama, kalau sekarang ada yang dapat penghargaan ya oke kita terima, tetapi juga berfungsilah sebagai kepala daerah yang baik agar kepala daerah berikutnya mendapat penghargaan, sustainable namanya. Ini kalau hanya sendiri dapat penghargaan di periodenya tidak ada yang dilakukan kan bukan sustainable," ucap Gilbert.

Dia juga mencibir anggapan transportasi publik di Jakarta sudah terintegrasi. Gilbert mengatakan, jika memang betul-betul terintegrasi, maka masyarakat berangkat dari Ciputat, Kota Tangerang Selatan, menuju Ancol, Jakarta Utara hanya mengeluarkan uang Rp 5.000. "Ini gak, karena belum terintegrasi, terus apa yang harus dibanggakan dari award ini?"

Gilbert menambahkan, kalau program Jaklingko benar-benar dijalankan bukan sekadar retorika, masyarakat pasti lebih memilih naik transportasi publik. Mereka akan meninggalkan motornya, karena lebih enak naik kendaraan umum, lantaran bisa tidur, tidak terkena panas dan hujan.

Di sisa waktu gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan tersisa dua tahun, Gilbert berharap, ada warisan yang ditinggalkan. Dia ingin Anies meninggalkan semacam legacy yang dikenang orang. Selain itu, Gilbert sebagai warga Jakarta juga berharap Ibu Kota bisa sekelas dengan Kuala Lumpur, atau bahkan lebih baik dari ibu kota negeri jiran itu dalam beberapa waktu mendatang.

"Pak Ahok dulu dalam waktu tiga tahun bisa membuat pencapaian luar biasa dengan dana lebih kecil dari APBD sekarang. Sori saya harus mengatakan ini kembali karena kita memerlukan benchmarkin. Saya berharap dalam dua setengah tahun ini (sisa jabatan Anies) mungkin gak sedramatis itu pencapaiannya. Tetapi ya adalah yang kemudian kita terima kasih, bukan kita menggerutu," kata Gilbert.

Sebelumnya, Gubernur Anies sangat bersyukur dengan torehan yang didapat Pemprov DKI. Alhamudillah, alhamdulillah. Pada warga Jakarta, penghargaan ini dipersembahkan. Kita bersyukur dan bersyukur, atas pengakuan dunia ini, selamat untuk warga Jakarta!" kata Anies lewat akun Twitter, @aniesbaswedan pada Sabtu (31/10).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement