REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM--Malawi akan menjadi negara Afrika pertama yang membuka kedutaan besar untuk Israel di Yerusalem. Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi meyakini nantinya akan lebih banyak pemimpin negara di Afrika yang mengikuti Malawi.
"Saya yakin lebih banyak pemimpin Afrika akan mengikuti keputusan ini," ujar Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi yang dikutip di Arab News, Rabu (4/11).
"Saya ingin mengucapkan selamat kepada pemerintah Malawi atas keputusan penting untuk menjadi pelopor, dan negara Afrika pertama yang mendirikan kedutaan besarnya di Yerusalem," katanya.
Menteri Luar Negeri Malawi, Eisenhower Mkaka menyampaikan pesan dari Presiden Lazarus Chakwera tentang keputusan untuk membuka kedutaan besar Yerusalem, yang diharapkan akan mulai beroperasi pada musim panas 2021.
Perlu diketahui, Malawi memiliki hubungan diplomatik dengan negara Yahudi itu sejak 1964 namun tanpa membuka kedutaan, mengingat status kota yang masih disengketakan. Namun pada Desember 2017, Presiden Amerika Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan mereka ke kota itu pada Mei.
Israel menganggap kota suci itu sebagai ibu kota abadi, tetapi Palestina menginginkan Yerusalem timur, yang direbut dalam perang Timur Tengah tahun 1967, sebagai bagian dari negara masa depan. Meski begitu, keputusan Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel membuat marah warga Palestina dan membuat marah banyak pemimpin dunia.