REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Regulator China menangguhkan penawaran saham perdana (IPO) Ant Group yang rencananya akan berlangsung pada pekan ini di Shanghai dan Hong Kong, dilansir AP News. Penangguhan tersebut berpotensi menggagalkan rekor IPO terbesar di dunia senilai Rp 503,7 triliun.
Penangguhan pertama kali ditetapkan di bursa saham Shanghai. Pihak bursa menemukan sejumlah peraturan di perusahaan Ant yang membuatnya gagal memenuhi persyaratan IPO. Setelah itu, Ant pun memutuskan untuk menunda debutnya di Hong Kong.
Sebelum penangguhan ditetapkan, regulator China dan jajaran eksekutif Ant termasuk Jack Ma sempat mengadakan pertemuan. Bank sentral China dan regulator sekuritas mengatakan telah melakukan wawancara terkait peraturan perusahaan.
Menindaklanjuti kabar penangguhan tersebut, Ant pun meminta maaf kepada para investor. Saat ini, Ant sedang menunggu perkembangan selanjutnya dari regulator.
Setelah kabar penangguhan mencuat, saham Alibaba milik Jack Ma yang diperdagangkan di Amerika Serikat ditutup turun lebih dari delapan persen, menyamai penurunan persentase terbesar perusahaan sejak hari pertama perdagangan di Bursa Efek New York.
Debut Ant di pasar saham diharapkan dapat menjadi sinyal penguatan ekonomi China setelah pandemi Covid-19 sejak Desember lalu. Keputusan untuk go public di bursa Shanghai dan Hong Kong mencerminkan pasar keuangan China yang tumbuh cepat.