Rabu 04 Nov 2020 14:18 WIB

Respons Pers Asing Terhadap Klinik Muhammadiyah Malang 1927

Klinik Muhammadiyah Malang tak hanya menarik pasien dari kalangan pribumi.

Red: Ani Nursalikah
Respons Pers Asing Terhadap Klinik Muhammadiyah Malang 1927.
Foto: Antara
Respons Pers Asing Terhadap Klinik Muhammadiyah Malang 1927.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Yuanda Zara | Sejarawan

JAKARTA -- Muhammadiyah sudah lama dikenal sebagai organisasi modernis besar yang mengelola banyak amal usaha di seluruh Indonesia. Amal usaha itu mencakup berbagai lembaga pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, serta fasilitas kesehatan seperti klinik dan rumah sakit.

Baca Juga

Murid KH Ahmad Dahlan, KH Sudja’, adalah pelopor dalam usaha Muhammadiyah menyediakan akses kesehatan bagi umum. Atas inisiatifnya, klinik dan poliklinik Muhammadiyah, yang diberi nama Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO), dibangun di Kampung Jagang Notoprajan, Yogyakarta pada 15 Februari 1923.

Selama beberapa dekade setelahnya hingga kini, klinik ini tak hanya bertahan, tapi bahkan bertransformasi menjadi lembaga pelayanan kesehatan yang mapan dan berpengaruh. Dari klinik dan poliklinik inilah kemudian muncul apa yang sekarang dikenal sebagai RS PKU Muhammadiyah. Sebuah data survei dari tahun 2005 menyebut ada kurang lebih 345 amal usaha Muhammadiyah yang mengurusi soal kesehatan di seantero Indonesia.