REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Muhammad Al-Gifari (16 tahun) yang akrab disapa Akbar, saat ini sedang menuju kediamannya di Bayongbong, Kabupaten Garut, dengan didampingi pengurus pesantren Al-Hilal, Rabu (4/11). Ia akan meminta izin kepada kakek dan neneknya serta orang tuanya untuk bisa mengenyam pendidikan di Pesantren Al-Hilal.
Akbar adalah pemulung yang viral di media sosial karena sedang membaca Alquran saat menunggu hujan reda di Jalan Braga, Kota Bandung. Sejumlah warganet memberikan respons positif atas apa yang dilakukan oleh anak tersebut.
Direktur LAZ Al-Hilal Iwan Setiawan mengungkapkan, usai yang bersangkutan ditemukan di Jalan Cikole, Lembang pada Senin (2/11), Akbar sempat menginap di pesantren. Menurutnya, hari ini Akbar berangkat ke Garut untuk menemui kakek dan neneknya.
"Sekarang ke Garut mau minta izin kepada kakek dan neneknya untuk bisa pesantren di sini," ujarnya.
Menurutnya, langkah tersebut perlu dilakukan agar keluarga memberikan izin kepada Akbar. Iwan juga memastikan Akbar dapat membaca Alquran. Menurutnya, saat Akbar sudah berada di pesantren, ia membaca Alquran dengan baik.
Iwan mengatakan apabila sudah mendapatkan izin, Akbar akan kembali ke Kota Bandung dan mengenyam pendidikan di Pesantren Al-Hilal, Jalan Gegerkalong. Selain itu, ada sejumlah warga menyalurkan bantuan untuk Akbar langsung ke kantor LAZ Al-Hilal.
Akbar bercerita tidak mengetahui ia difoto saat berteduh dari hujan di Jalan Braga, Bandung. Foto Akbar viral di media sosial.
Ketika itu, sambil menunggu hujan reda, ia membaca Alquran. Karung yang ia bawa memulung diletakkan di depan kedua kakinya untuk penghalang cipratan air. "Berteduh mengisi waktu dengan membaca Alquran," ujarnya saat ditemui di Kantor LAZ Al-Hilal.
Menurutnya, kemampuan membaca Alquran didapatkannya dari pengajaran yang diberikan oleh orang tuanya. Bahkan, ia menuturkan sempat mengenyam pendidikan di pesantren, namun cenderung nakal dalam pergaulan sehari-hari.
"Bapak yang ngajarin (membaca Alquran), (di) pesantren dulu nakal. Sekarang ingin hidup tenang di pesantren," ujarnya.