Rabu 04 Nov 2020 15:54 WIB

Arab Saudi: Penembakan di Wina adalah Kejahatan Keji

Arab Saudi mengecam penembakan di Wina, Austria

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir
Foto: ibtimes
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir mengecam aksi penembakan yang terjadi di beberapa lokasi di kota Wina, Austria. Menurut dia, hal itu merupakan kejahatan keji yang bertentangan dengan semua agama dan nilai-nilai kemanusiaan.

“Kami berbagi dengan teman-teman di Republik Austria tentang kesedihan atas kejahatan teroris yang menargetkan orang-orang tak berdosa di Wina. Kejahatan keji ini dan sejenisnya bertentangan dengan semua agama dan nilai-nilai kemanusiaan, dan itu menekankan kepada kita bahwa terorisme tidak memiliki agama atau ras," kata Al-Jubeir melalui akun Twitter pribadinya pada Selasa (3/11).

Baca Juga

Selain Saudi, beberapa negara Arab juga telah menyampaikan belasungkawa kepada Pemerintah Austria. "Kami menyampaikan belasungkawa kami kepada pemerintah dan rakyat Austria dan kami menekankan posisi Irak yang menolak terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Irak Ahmed al-Sahaf, dikutip laman Anadolu Agency.

Kementerian Luar Negeri Lebanon mengutuk aksi penembakan di Wina. Ia turut mengucapkan belasungkawa kepada para korban. Pemerintah Mesir pun mengecam insiden penyerangan Wina. Kairo menegaskan menolak semua bentuk kekerasan dan ekstremisme. Menurut Mesir, upaya internasional untuk menghadapi terorisme perlu diintensifkan.

Yordania, Uni Emirate Arab (UEA), Sudan, dan beberapa negara lainnya menyatakan sikap yang hampir serupa. Mereka mengecam aksi penembakan di Wina dan menentang terorisme dalam segala bentuknnya.

Kanselir Austria Sebastian Kurz menyerukan persatuan pasca insiden penembakan di sejumlah lokasi di Wina pada Senin (2/11). Dia menuding terorisme Islam hendak memecah belah masyarakat di sana melalui serangan tersebut.

"Kita harus sadar bahwa ini bukanlah konflik antara Kristen dan Muslim atau antara warga Austria dan migran. Musuh kita, terorisme Islam, tidak hanya ingin menyebabkan kematian dan penderitaan, tetapi juga ingin memecah belah masyarakat kita," kata Kurz dalam pidato yang disiarkan pada Selasa (3/11), dikutip laman Deutsche Welle.

Kurz bersumpah bahwa Austria akan mempertahankan demokrasi, hak-hak fundamental, dan cara hidup liberal. "Kita tidak akan pernah membiarkan kebencian ini berkembang," ujarnya.

Pada Senin malam lalu, sejumlah orang bersenjata menyerang enam lokasi di Wina tengah. Serangan pertama dimulai di luar sinagoge utama. Beberapa saksi mengatakan para pelaku turut menembaki orang-orang di bar dengan senapan otomatis. Sejauh ini empat warga sipil telah dilaporkan tewas akibat serangan tersebut, terdiri dari dua pria dan dua wanita. Setidaknya tujuh korban lainnya masih dirawat dalam keadaan kritis. 

Menteri Dalam Negeri Austria Karl Nehammer menyebut serangan penembakan yang terjadi di Wina dilakukan setidaknya satu "teroris Islam". "Kami mengalami serangan kemarin malam dari setidaknya satu teroris Islam," kata Nehammer dalam sebuah konferensi pers pada Selasa.

Nehammer mengungkapkan terdapat beberapa pelaku yang terlibat dalam aksi penembakan. Satu di antaranya telah ditembak mati oleh polisi. Nehammer mengatakan pelaku tersebut merupakan simpatisan ISIS. Saat melancarkan serangan, dia mengenakan sabuk bahan peledak, tapi ternyata palsu.

Menurutnya, serangan itu merupakan upaya untuk melemahkan atau memecah masyarakat demokratis Austria. Dia menyerukan agar warga di kota tersebut tetap di rumah. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement