REPUBLIKA.CO.ID, FRANKFURT -- Produsen mobil mewah asal Jerman, BMW, mencatatkan kenaikan laba bersih pada kuartal ketiga. Pertumbuhannya mencapai 17 persen, menjadi 1,81 miliar euro atau 2,22 miliar dolar AS.
Kenaikan tersebut didorong oleh pemulihan pasar otomotif regional. Selain itu, kehadiran model mewah yang sangat menguntungkan seperti Series 8 dan kendaraan sport X7 membantu menambah profit BMW.
Seperti dilansir AP News, Rabu (4/11), BMW menyebutkan, keuntungan didapatkan dari peningkatan permintaan regional serta pengelolaan kas dan biaya produksi yang ketat.
Selama kuartal ketiga, perusahaan diketahui mengurangi belanja penelitian dan pengembangan (litbang) serta belanja modal untuk pabrik dan peralatan. Tapi, pengeluaran mereka untuk teknologi masa depan tetap pada level tinggi, termasuk mempersiapkan model listrik di masa depan.
Industri otomotif menghadapi tekanan perubahan jangka panjang. Misalnya, tekanan regulasi untuk lebih banyak mengeluarkan mobil listrik tanpa emisi lokal untuk memerangi polusi dan pemanasan global serta memaksimalkan layanan digital.
Marjin operasional dari penjualan BMW juga tercatat membaik. Levelnya berada pada 9,4 persen, lebih tinggi dibandingkan 8,4 persen yang tercatat pada tahun lalu atau sebelum pandemi.
Chief Financial Officer (CFO) Nicolas Peter menjelaskan, keputusan perusahaan untuk fokus pada segmen mewah kini sudah terbayarkan. Jenis kendaraan tersebut lebih menguntungkan dan memiliki porsi besar terhadap penjualan perusahaan. Salah satunya X7 yang dibuat di pabrik perusahaan di Spartanburg, Carolina Selatan.
Perusahaan juga melihat kinerja yang kuat dari usaha patungan BMW Brilliance Automotive LT di Cina. Meski perusahaan ini paling cepat terdampak kebijakan lockdown untuk menekan laju penyebaran virus corona, mereka telah pulih lebih cepat.
Sementara itu, produsen mobil sport mewah asal Italia, Ferrari, mencatatkan laba yang stabil pada kuartal ketiga. Produksi yang sempat hilang akibat lockdown kini perlahan memulih meski total pengiriman turun 161 unit menjadi 2.313 kendaraan.
Perusahaan yang berbasis di kota Maranello, Italia bagian utara, itu memperoleh laba bersih 171 juta euro atau 200 juta dolar AS pada kuartal ketiga. Kenaikannya tidak sampai dua persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, 169 juta euro.
Ferrari kini masih berupaya memulihkan kerugian produksi 2 ribu kendaraan selama lockdown tujuh pekan di Italia.
Meski laba stabil, pendapatan Ferrari mengalami penurunan tiga persen menjadi 888 juta euro, dari 915 juta euro pada kuartal ketiga tahun lalu. Pendapatan mobil yang masih tumbuh terjadi pada model edisi khusus Ferrari Monza SP1 dan SP2. Sedangkan, pendapatan komersial, sponsor dan merek dilanda pandemi yang berimbas pada pembatalan beberapa balapan Formula 1.