REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ratusan pelayat mengiringi prosesi pemakaman dalang kondang asal Yogyakarta, Ki Seno Nugroho. Almarhum dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Semaki Gede, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Rabu (3/11).
Jenazah dalang yang acap kali menggelar pertunjukan wayang kulit melalui kanal digital itu tiba di kompleks pemakaman pada pukul 13.20 WIB. Sebelum prosesi pemakaman, perwakilan keluarga melalui pengeras suara mengingatkan ratusan pelayat yang sebagian di antaranya merupakan anggota penggemar Ki Seno, para seniman/budayawan, serta unsur Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mematuhi protokol kesehatan.
Salah seorang kerabat Ki Seno, Paulina Suratmi (86), saat ditemui di area pemakaman menuturkan bahwa Ki Seno Nugroho dimakamkan satu liang dengan ayahnya, yakni Ki Suparman yang semasa hidupnya juga seorang dalang. Ia mengatakan, penetapan lokasi pemakaman itu sesuai hasil kesepakatan keluarga.
"Dimakamkan jadi satu dengan ayahnya. Ki Seno Nugroho, anak keempat dari lima bersaudara," kata dia.
Paulina mengatakan bahwa berdasarkan informasi, Ki Seno meninggal dunia karena menderita penyakit jantung. "Informasinya sakit jantung," kata dia.
Budayawan yang juga anggota Dewan Kebudayaan DIY Romo G Budi Subanar mengatakan bahwa sosok Ki Seno Nugroho merupakan tokoh dalang di Tanah Air yang mampu menyesuaikan diri di tengah pandemi COVID-19 dengan memanfaatkan sarana digital. Melalui kanal Youtube, kata dia, Ki Seno mampu menembus sekat pertunjukan wayang kulit yang tidak memungkinkan ditonton secara langsung. Bahkan, melalui sarana itu pertunjukannya justru dapat dinikmati ribuan orang dari berbagai negara.
"Dalam situasi sekarang ini beliau mampu melampaui batas itu karena dari tradisi digital yang 'borderless'," kata Banar di sela pemakaman.
Ki Seno Nugroho tutup usia pada Selasa (3/11) malam, di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Kabupaten Sleman. Jenazah almarhum sebelumnya disemayamkan di rumah duka di Gayam, Desa Argosari, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul.