Rabu 04 Nov 2020 17:33 WIB

Pelaku Teror di Wina Austria Pernah Coba Gabung ISIS Suriah

Pelaku penembakan di Wina Austria terpapar ideologi ekstrem ISIS

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Petugas polisi berjalan di antara kendaraan darurat di tempat kejadian setelah suara tembakan terdengar, di Wina, Senin, 2 November 2020. Polisi Austria mengatakan beberapa orang telah terluka dan petugas keluar secara paksa menyusul tembakan di ibu kota Wina. Laporan awal bahwa sinagoga menjadi sasaran serangan tidak dapat segera dikonfirmasi. Kantor berita Austria APA mengutip Kementerian Dalam Negeri negara itu yang mengatakan satu penyerang telah terbunuh dan lainnya mungkin dalam pelarian.
Foto: AP/Ronald Zak
Petugas polisi berjalan di antara kendaraan darurat di tempat kejadian setelah suara tembakan terdengar, di Wina, Senin, 2 November 2020. Polisi Austria mengatakan beberapa orang telah terluka dan petugas keluar secara paksa menyusul tembakan di ibu kota Wina. Laporan awal bahwa sinagoga menjadi sasaran serangan tidak dapat segera dikonfirmasi. Kantor berita Austria APA mengutip Kementerian Dalam Negeri negara itu yang mengatakan satu penyerang telah terbunuh dan lainnya mungkin dalam pelarian.

REPUBLIKA.CO.ID, WINA – Pria bersenjata yang membunuh empat orang di Austria pada Senin malam pernah dinyatakan bersalah atas tuduhan mencoba bergabung dengan ISIS di Suriah.

Penembakan itu terjadi di dekat Sinagoga Utamta Wina di daerah dengan banyak restoran dan bar terbuka. Pria bersenjata itu, yang diidentifikasi sebagai Kujtim Fejzulai, menewaskan empat orang dan melukai 22 lainnya sebelum dia ditembak mati oleh polisi, The Associated Press (AP) melaporkan Selasa (3/11). 

Baca Juga

Fejzulai adalah warga negara Austria dan Makedonia Utara. Dia mencoba untuk bergabung dengan ISIS di Suriah, tempatnya dihukum, menurut AP. Dia dibebaskan lebih awal dari penjara akhir tahun lalu.

Menteri Dalam Negeri Austria mengatakan ISIS memotivasi penembak berusia 20 tahun itu. "Kami telah mengalami serangan oleh setidaknya satu teroris Islam. Dia adalah simpatisan milisi teroris ISIS," kata Karl Nehammer dalam serangkaian tweetnya, Selasa.