Rabu 04 Nov 2020 17:39 WIB

Wisatawan ke Pangandaran Mengalami Penurunan

Cuaca ekstrem diduga jadi salah satu sebabnya.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Fuji Pratiwi
Pantai Karang Nini di Desa Emplak, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pangandaran pada libur panjang pekan lalu tak seramai masa liburan sebelumnya.
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Pantai Karang Nini di Desa Emplak, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pangandaran pada libur panjang pekan lalu tak seramai masa liburan sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Kunjungan wisatawan ke Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat selama libur panjang akhir pekan lalu mengalami penurunan dibandingkan momen serupa sebelumnya. Kondisi cuaca yang cukup ekstrem di berbagai daerah disebut menjadi salah satu pemicunya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran, Untung Saeful Rachman mengatakan, kunjungan wisatawan pada libur panjang kemarin mengalami penurunan dibandingkan libur panjang yang sudah-sudah. Meski wisatawan yang datang tergolong banyak, tetapi tidak begitu membludak.

Baca Juga

"Hal itu mungkin karena kondisi cuaca saat ini tak menentu," kata dia, saat dihubungi Republika, Rabu (4/11).

Ia mengakui, akhir-akhir ini banyak kejadian bencana di daerah, termasuk di Pangandaran dan daerah sekitarnya. Karenanya, minat masyarakat untuk berwisata berkurang.

Untung menambahkan, belakangan terdapat isu menganai potensi gempa bumi megathrust di Pangandaran. Akibatnya, masyarakat jadi takut datang ke daerah itu. 

"Tapi yang utama itu karena cuaca ekstrem. Hujan dan angin kencang saat ini kan banyak di berbagai daerah. Jadi wisatawan memperhatikan juga kondisi cuaca di perjalanan," kata dia.

Untuk menyikapi kunjungan wisatawan yang menurun, Untung mengatakan, pihaknya akan segera melakukan evaluasi. Salah satunya dengan memberikan informasi menganai kondisi teraktual di Kabupaten Pangandaran.

Apalagi, dalam beberapa bulan ke depan kondisi cuaca di Jawa Barat diprediksi masih cukup ekstrem. Karenanya, informasi kepada wisatawan diperlukan untuk menangkal banyaknya informasi yang tak bisa dipertanggungjawabkan di media sosial.

"Kita lakukan upaya semaksimal mungkin dengan memberikan informasi. Karena informasi bagi wisatawan itu sangat dibutuhkan. Agar wisatawan juga nyaman saat berkunjung," kata dia.

Ihwal dampak liburan panjang, menurut dia, tak ada kasus terkonfirmasi Covid-19 di destinasi wisata di Pangandaran. Ia menjelaskan, selama libur panjang kemarin, petugas kesehatan telah melakukan uji cepat (rapid test) secara acak kepada wisatawan di lima destinasi yang dikelola pemerintah. Hasilnya, memang terdapat wisatawan yang reaktif, tapi setelah ditindaklanjuti dengan uji usap (swab test) tak ada yang posotif Covid-19.

"Tidak ada dampak Covid-19 dari libur panjang yang kemarin. Karena kita juga menerapkan protokol kesehatan secara maksimal," kata dia.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement