REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Nahas menimpa seorang anak berusia 13 tahun, Asep Aprian. Dia meninggal tertimpa gapura yang ambruk, Rabu (4/11). Bocah malang ini menjadi korban saat ikut orangtuanya bekerja di proyek pembangunan drainase di wilayah Kelurahan Munjul Jaya, Kabupaten Purwakarta.
"Iya anak dari salah satu pekerja proyek yang sedang ikut orangtuanya bekerja," kata Kastreksrim Polres Purwakarta AKP fitran Romajimah saat dikonfirmasi Republika, Rabu (4/11).
Fitran mengatakan, pihaknya langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) untuk penyelidikan. Petugas meminta keterangan dari sejumlah saksi saat kejadian terjadi, di antaranya mandor dari proyek tersebut.
"Kita laksanakan penyelidikan, masih kita dalami dugaannya bagaimana anak ini bisa tertimpa gapura," ujarnya.
Sementara itu, polisi sudah memasang garis polisi pada proyek pemerintah yang dikerjakan pihak ketiga tersebut. Diketahui proyek tersebut adalah proyek Dinas Tata Ruang dan Pemukiman untuk kegiatan pembangunan atau rehabilitasi jalan lingkungan perkotaan dengan nilai anggaran Rp 555.277.000
Berdasarkan keterangan dari kakek korban, Dayat, cucunya tewas setelah kepalanya tertimpa reruntuhan gapura itu. Dayat menjelaskan, robohnya gapura yang menimpa cucunya itu disebabkan oleh labilnya tanah yang berada di proyek saluran drainase.
"Sampingnya lagi di kerjain, memang itunya (gapuranya, red) enggak dikerjain cuma salurannya. Cuma gapura di samping saluran, mungkin tanahnya labil karena lagi dikupas," kata Dayat kepada wartawan.
Asep yang mengalami luka parah dibagian kepala pun tewas di lokasi kejadian. Jasadnya langsung di bawa ke RSUD Bayu Asih.