Rabu 04 Nov 2020 18:49 WIB

Indonesia Dinilai Harus Perbaiki HAM Bila Biden Menang

Kebijakan luar negeri Biden akan banyak fokus pada isu-isu HAM

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
 Kandidat presiden dari Partai Demokrat, mantan Wakil Presiden Joe Biden
Foto: AP/Carolyn Kaster
Kandidat presiden dari Partai Demokrat, mantan Wakil Presiden Joe Biden

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat geopolitik global Teuku Rezasyah berharap Amerika Serikat (AS) dapat segera menentukan pemenang pemilihan presiden 2020 demi mencegah ketidakpastian yang dapat berujung pada instabilitas global.

"Global perlu kepastian, karena jadi banyak perjanjian internasional yang tidak bisa ditandatangani Amerika, seperti perjanjian lingkungan hidup, kemudian trans-pacific strategic partnership, yang tidak bisa ditandatangani padahal dampaknya sangat besar," katanya, Rabu (4/11).

Baca Juga

Saat ini, proses penghitungan suara pemilihan presiden masih terus dilakukan. Mantan wakil presiden AS Joe Biden masih unggul dengan 238 suara elektoral sementara Presiden Donald Trump 213 suara. Teuku mengatakan bila Biden menang maka Indonesia harus membenahi penegakan Hak Asasi Manusia (HAM).

Menurutnya seperti politisi atau presiden dari Partai Demokrat sebelumnya, kebijakan luar negeri Biden akan banyak fokus pada isu-isu HAM. Hal itu terutama HAM di masyarakat multikultural, di lingkungan usaha, menyangkut kelompok minoritas dan wilayah konflik.