REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sekretaris Daerah Provinsi Bali yang juga Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra berpandangan Covid-19 merupakan musuh tak kasat mata yang akan "mengincar" tiap momen kelengahan manusia.
"Jadi, tetaplah waspada dan patuh menjalankan protokol kesehatan itu, kapanpun dan dimanapun kita berada," kata Dewa Indra, di Denpasar, Rabu (4/11).
Oleh karena itu, birokrat dari Pemaron, Kabupaten Buleleng, tersebut kembali mengingatkan pentingnya "pesan Ibu" untuk penerapan 3M, yakni memakai masker kapanpun dan dimanapun, terutama saat berada di tengah keramaian dan sedang berbicara dengan orang lain.
Kemudian mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap saat karena aliran air sabun sangat efektif melarutkan virus dan kuman di kulit, serta ingatlah selalu untuk menjaga jarak dengan orang lain.
"Mari kita dukung upaya pemerintah, dengan disiplin pelaksanakan protokol kesehatan, saling mengingatkan sesama, selalu menjaga diri dan lingkungan agar bisa segera terbebas dari pandemi ini," ucapnya.
Dewa Indra menambahkan, sesuai Instruksi Presiden No 6 Tahun 2020, Gubernur Bali telah mengeluarkan Peraturan Gubernur No 46 Tahun 2020, yang mengatur tentang sanksi administratif bagi pelanggar protokol kesehatan. Besaran denda yang diterapkan adalah Rp100.000 bagi perorangan dan Rp1.000.000 bagi pelaku usaha dan tempat fasilitas umum lainnya.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali mencatat pada Rabu (4/11) ada tambahan 73 kasus baru melalui transmisi lokal, sehingga secara kumulatif kasus Covid-19 di Bali yang terkonfirmasi menjadi 11.979 orang.
"Hari ini juga dilaporkan ada tambahan 77 pasien positif Covid-19 yang sembuh. Dengan demikian, secara kumulatif pasien positif yang sudah sembuh menjadi 10.924 orang (91,19 persen)," katanya.
Selain itu, pada Rabu (4/11) ini juga ada satu pasien Covid-19 yang meninggal dunia, sehingga jumlah kumulatif yang meninggal dunia karena Covid-19 di Pulau Dewata menjadi 393 orang (3,28 persen).
Sementarauntuk kasus aktif atau pasien yang dalam perawatan hingga kini menjadi 662 orang (5,53 persen), yang tersebar dalam perawatan di 17 RS rujukan dan dikarantina di Bapelkesmas, UPT Nyitdah, Wisma Bima dan BPK Pering.