REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dwina Agustin, Indira Rezkisari, Antara
Kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat, Joe Biden, sudah memprediksi kemenangannya di Pilpres AS 2020. "Setelah menghitung semalam panjang, jelas kami memenangkan cukup banyak negara bagian untuk meraih 270 electoral votes untuk memenangkan kepresidenan," ujar Biden ke sejumlah wartawan di Chase Center di Delaware, dikutip dari NBC News, Kamis (5/11).
"Ketika penghitungan selesai, kami akan jadi pemenangnya," kata Biden.
Biden memastikan dia tidak mendeklarasikan kemenangannya. Tapi dia menambahkan, dia pasti akan bicara lagi nanti atau besok. Berdiri di sebelahnya adalah kandidat Wakil Presiden Kamala Harris.
Biden menuntut setiap suara harus dihitung, tanpa secara spesifik menyinggung Trump. "Saya yakin kita akan muncul sebagai pemenang," katanya.
Hingga berita ini dimuat, Joe Biden unggul dalam electoral college dari Trump. Biden sudah meraih 264 suara dan Trump 214. Saat ini Biden tinggal menunggu hasil dari Nevada untuk bisa mencapai 270 electoral college.
Sedangkan Trump membutuhkan kemenangan di Pennsylvania, Georgia dan Nevada untuk mencapai electoral college. Biden juga bisa mengamankan posisi jika ia menang di Georgia, penghitungan di sana diperkirakan kelar hari ini. Namun, sejauh ini Georgia mengunggulkan Trump di hasil penghitungan suaranya yang belum selesai,
Penghitungan suara untuk menentukan Presiden AS terus berlanjut. Perkembangan di tiga negara bagian mengalami perubahan mengejutkan dalam menggeser dukungan suara pejawat Trump menjadi lebih rendah dari penantang Biden.
Wisconsin, Michigan, dan New Hampshire menjadi tiga negara bagian yang menyumbangkan dukungan terbaru untuk Biden ke kursi presiden. Kondisi ini pun membuat tim kampanye Trump kesal.
Wisconsin yang sudah melaporkan 99 persen suara menunjukan Biden berhasil dengan 49,6 persen dengan perolehan suara 1.630.542 sedangkan Trump 48,9 persen dengan 1.610.007 suara. Sedangkan di Michigan, Biden bisa mendapatkan 49,7 persen dengan 2.715.112 suara sedangkan Trump 48,1 persen dengan 2.631.359 suara dari 98 persen yang telah dilaporkan.
Biden juga muncul sebagai pemenang di negara bagian medan pertempuran AS pertama mengumumkan pada Selasa (3/11) malam, mengambil alih New Hampshire. Laporan terbaru menunjukan 99 persen suara yang masuk menempatkan Biden sebagai pemenang dengan 52,8 persen dan Trump 45,6 persen. Sosok dari Demokrat itu berhasil mendapatkan dukungan dari 422.756 suara dibandingkan pejawat dari Republik dengan 364.889 suara.
Menurut laporan AP, dengan kemenangan di negara bagian tersebut artinya Biden menambah suara electoral college untuk mencapai 270. New Hampshire memberikan empat suara elektroralnya, Wisconsin memberikan sebanyak 10 suara, dan Michigan menyumbang 16 suara.
Dengan penambahan ini Biden telah mendapatkan dukungan 264 suara dari electoral college dibandingkan Trump hanya 214 suara saja. Suara electoral college ini yang menentukan kandidat mana yang bisa melaju ke puncak kepemimpinan dengan mendapatkan 270 suara.
Dalam sistem pemilihan AS, kemenangan dapat diraih dengan menerima dukungan dari 270 electoral college dari 538 suara. Istilah ini merujuk pada jumlah hak suara yang dimiliki oleh tiap negara bagian. Dari 50 negara bagian di AS, setiap wilayah memiliki jatah yang berbeda tergantung dari jumlah penduduknya.
Kemenangan Trump membuat Presiden Trump diingatkan oleh pendukungnya untuk tidak menyerah akan kemungkinan kemenangan. Pendukung Trump mendesak agar meneliti sejumlah tuduhan kecurangan di negara bagian yang ia kalah.
Penasehat senior Gedung Putih, Jared Kushner dan chief of staff Mark Meadows, disebut sudah mulai mengatur strategi dan tuntutan hukum. Tim kampanye Trump juga sudah mengajukan gugatan di Michigan untuk menghentikan penghitungan suara.
"Hari ini kami telah mengajukan tuntutan ke Pengadilan Klaim Michigan untuk menghentikan penghitungan suara sampai akses yang sah diberikan," kata tim kampanye Trump. "Kami juga meminta peninjauan ulang surat suara, yang dibuka dan dihitung saat kami tidak memiliki akses yang sah," kata tim presiden pejawat dari Partai Republik itu.
Michigan merupakan salah satu swing state, yaitu negara bagian yang sebelum pemilihan berlangsung sebagian besar pemilihnya belum mengungkapkan kandidat mana yang mereka dukung. Michigan memiliki 16 suara elektoral, menurut Edison Research. Tim kampanye Trump juga menuntut penghitungan ulang di Wisconsin, negara bagian lainnya tempat terjadi persaingan ketat antara Trump dan Biden, dikutip dari Reuters.
Trump memang sudah lama memberi sinyal kalau dia tidak akan menerima hasil pemilu yang menunjukkan kekalahannya. Dia bahkan sudah pernah mengeluarkan pernyataan ia akan menantang secara legal hasil pemilu di Mahkamah Agung AS.