Kamis 05 Nov 2020 11:43 WIB

Bank Sentral Australia Pangkas Suku Bunga Hingga 0,1 Persen

Langkah pemangkasan suku bunga dilakukan untuk mencegah resesi.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Bank Sentral Australia pangkas suku bunga acuan sebesar 15 basis poin menjadi rekor terendah 0,10 persen.
Foto: AFP
Bank Sentral Australia pangkas suku bunga acuan sebesar 15 basis poin menjadi rekor terendah 0,10 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Bank Sentral Australia pangkas suku bunga acuan sebesar 15 basis poin menjadi rekor terendah 0,10 persen. The Reserve Bank of Australia mengambil langkah tersebut sebagai upaya menggiatkan kembali perekonomian dari resesi.

Bank Sentral juga mengumumkan akan membeli obligasi pemerintah sebesar 100 miliar dolar Australia atau 70 miliar dolar AS untuk tenor 5-10 tahun dalam enam bulan kedepan. Gubernur Reserve Bank, Philip Lowe mengatakan mereka bersiap membeli sejumlah berapa pun yang dibutuhkan untuk mencapai target yield obligasi tiga tahun sebesar 0,1 persen.

"Dengan tingginya jumlah pengangguran, Reserve Bank berkomitmen untuk mendukung penciptaan lapangan kerja," kata Lowe, dilansir di AP, Selasa (4/11).

Data perekonomian terbaru tercatat lebih baik dari yang diperkirakan dan proyeksinya lebih baik dari tiga bulan lalu. Meski demikian, Lowe memperingatkan jalan pemulihan masih berliku dan perbaikan tergantung pada pengendalian pandemi.

Meski demikian, Dewan Gubernur Reserve Bank menyampaikan ekonomi global sudah mulai pulih sejak meletusnya wabah beberapa waktu lalu. China menjadi yang terdepan dalam pemulihan ekonomi. Namun di negara lain masih sangat lamban, khususnya Eropa.

Sebagian besar negara ekonomi raksasa telah memangkas suku bunganya ke rekor terendah dengan menggelontorkan stimulus secara masif. Ekonomi Australia kontraksi selama semester I, namun menurut Lowe, terlihat peningkatan yang cukup solid pada September meski datanya belum dirilis.

Menteri Keuangan, Josh Frydenberg mengatakan pemerintah mengalokasikan sekitar 507 miliar dolar Australia atau 357 miliar dolar AS dalam upaya mendukung perekonomian. Stimulus fiskal ini melengkapi kebijakan pemangkasan suku bunga dan target yield bond dari bank sentral.

"Kami melihat tanda positif seiring dengan kembalinya lapangan kerja dan pengurangan pembatasan," kata Frydenberg.

Namun, ia mengakui jalan pemulihan masih panjang dan bergelobang. Begitu juga dengan pemulihan ekonomi global. Pada Ahad lalu, Australia melaporkan nol kasus untuk pertama kalinya sejak 9 Juni 2020. Bank sentral memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan mencapai enam persen pada Juni 2021 dan empat persen pada akhir tahun.

Bank juga memproyeksikan tingkat pengangguran akan naik sekitar delapan persen, turun dari perkiraan semula 10 persen pada tiga bulan lalu. Inflasi diproyeksi satu persen pada 2021 dan 1,5 persen pada 2022.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement