REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja telah mendigitalisasi 500 pasar tradisional di Indonesia. Adapun langkah ini untuk meningkatkan transaksi pembayaran digital di pasar tradisional, LinkAja menghadirkan program Grebek Pasar, yang berlangsung di 15 kota di Indonesia.
Direktur Utama LinkAja Haryati Lawidjaja mengatakan program ini berlangsung setiap sabtu dan minggu untuk tiga sampai empat pasar per kota selama periode Oktober hingga Desember 2020. “Tujuannya agar bagi para pembeli yang menggunakan aplikasi LinkAja atau Layanan Syariah LinkAja sebagai alat pembayaran, maupun pedagang pasar tradisional yang bekerja sama dengan LinkAja,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (5/11).
Haryati menjelaskan periode pertama yakni pada Oktober, meliputi Kota Yogyakarta, Semarang, Karawang, Solo, dan Makassar. Periode kedua pada November, yakni Banjarmasin, Pontianak, Purwokerto, Tegal, dan Pematang Siantar dan periode ketiga pada Desember, yakni Palembang, Cirebon, Tasikmalaya, Padang, dan Aceh.
“Para pembeli akan ditawarkan beberapa insentif menarik, seperti ragam merchandise sesuai dengan nominal transaksi, mulai dari Rp 20 ribu, Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu. Selain itu, terdapat cashback bagi para pembeli yang berbelanja di pasar sebesar 20 persen dengan maksimal nominal Rp 5.000 untuk akun full service ataupun Rp 3.000 untuk basic service,” jelasnya.
Menurutnya bagi para pedagang pasar terdapat insentif tambahan sebesar Rp 100 dengan minimal transaksi Rp 5.000. Hal ini akan dihitung secara kumulatif dengan maksimal nominal Rp 100 ribu per bulan.
“Kami berharap berbagai insentif menarik Program Grebek Pasar, yang ditujukan bagi para pembeli maupun pedagang pasar tradisional, dapat meningkatkan transaksi di pasar tradisional secara progresif, sehingga menghidupkan kembali peran pasar tradisional sebagai pusat aktivitas ekonomi di skala mikro selain tentunya memberikan pengalaman bertransaksi yang lebih mudah, aman, dan nyaman dibandingkan dengan bertransaksi menggunakan uang tunai,” ucapnya.
Haryati menyebut beberapa pasar yang berpartisipasi pada Oktober 2020 di antaranya Pasar Suryo Kusumo Tlogosari, Pasar Udan Riris Tlogosari, dan Pasar Johar Baru di Semarang, Pasar Pabaeng-baeng dan Pasar Panampu di Makassar, Pasar Beringharjo dan Pasar Kranggan di Yogyakarta, Pasar Rebo di Karawang, PGS Solo, Pasar Gede dan Pasar Gawok di Solo, dan masih banyak pasar tradisional lainnya yang berpartisipasi hingga Desember 2020.
“Sesuai dengan misi besar kami dalam membangun ekosistem dan platform layanan keuangan digital yang melayani kebutuhan masyarakat kelas menengah dan UMKM di Indonesia, LinkAja akan terus berkomitmen untuk menghadirkan berbagai program dukungan bagi kemajuan rekan-rekan UMKM di seluruh Indonesia, sehingga mereka dapat terus mengembangkan usahanya sesuai dengan kebutuhan konsumen dan kemajuan teknologi,” ucapnya.
Adapun metode pembayaran yang digunakan pada pembayaran berbagai pasar tersebut telah menggunakan teknologi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), sehingga memungkinkan para pembeli yang berbelanja kebutuhan sehari dapat bertransaksi secara nontunai menggunakan LinkAja maupun Layanan Syariah LinkAja serta beragam operator pembayaran digital lainnya.
“Hingga saat ini, LinkAja telah memiliki lebih dari 57 juta pengguna terdaftar dan telah dapat digunakan lebih dari 600 ribu merchant lokal dan lebih dari 280 ribu merchant nasional di seluruh Indonesia,” ucapnya.