REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berkomitmen terus menjunjung penerapan nilai-nilai sosial dan nilai ekonomi dalam menjalankan bisnisnya, salah satunya dengan memberikan pelayanan terhadap masyarakat, terutama segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Adapun penerapan nilai sosial dan ekonomi dalam berkegiatan bisa dilakukan secara bersamaan tanpa dikotomi.
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo perseroan telah menghadirkan layanan keuangan terbaik bagi nasabah kecil dan di pelosok, serta di sisi lain terjaga profitabilitasnya.
“Penerapan nilai sosial dan ekonomi secara bersamaan membuat kinerja perusahaan dapat terjaga. Saat bersamaan, penerapan nilai-nilai ini berdampak pada bergeraknya perekonomian masyarakat, sehingga berujung pada meningkatkan kesejahteraan mereka untuk jangka panjang,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (5/11).
Menurutnya perseroan akan lebih spesifik turun melayani nasabah mikro dan ultra mikro, karena ternyata memang masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memiliki rekening bank.
“Kami harap dengan melayani dan penetrasi lebih dalam kepada pelaku usaha bisa memberikan kepastian untuk naik kelas. Hal ini juga bisa memastikan kelangsungan usaha ultra mikro serta UMKM,” ucapnya.
Haru menyebut pemberian layanan keuangan formal harus dimasifkan dan menjadi kunci untuk mendorong kesejahteraan masyarakat. Apalagi saat ini masih terdapat puluhan juta masyarakat Indonesia yang belum terjangkau akses layanan keuangan formal.
Berdasarkan survei Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) 2018, tercatat baru 55,7 persen orang dewasa yang memiliki akun lembaga keuangan formal dan hanya 38,4 persen orang dewasa yang memiliki akun bank hingga pada 2018. Mayoritas warga masih terbiasa mengakses layanan keuangan formal atau perbankan menggunakan akun orang lain.
“Dalam catatan statistik, kurang lebih separuh pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah belum dilayani perbankan. Mungkin mereka sudah sudah dilayani oleh lembaga keuangan yang non-formal. Kami selalu mendorong supaya mereka segera masuk ke perbankan, sehingga bank bisa membantu mereka untuk tumbuh, dan menjaga keberlanjutan untuk menjadi lebih besar di masa yang akan datang,” ucapnya.
Menurutnya selama ini perseroan banyak menggunakan nilai-nilai sosial dalam berkegiatan yang salah satunya terlihat dari besarnya jumlah nasabah UMKM perusahaan. Komitmen BRI memajukan kesejahteraan masyarakat juga terlihat dari keterlibatan aktif penyaluran kredit usaha rakyat (KUR), yang sejak 2015 hingga September 2020 senilai Rp 422,7 triliun.
Per September 2020 tercatat senilai Rp 90,1 triliun dari kuota Rp 140 triliun KUR yang disalurkan BRI bagi pengusaha mikro dan kecil. Selain menyalurkan KUR, BRI juga telah merestrukturisasi kredit sebanyak 2,93 juta debitur senilai Rp 191,27 triliun per 26 Oktober lalu.
“Kami tidak ingin membuat social value dan economic value ini menjadi dikotomi. Kami meyakini bahwa keduanya itu sesungguhnya satu arah. Kalau kita memperhatikan social value, maka perusahaan mana pun itu akan bisa sustain,” ucapnya.