REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Juru bicara pemerintah Jepang Katsunobu Kato mengatakan negaranya menyesali keputusan Amerika Serikat (AS) keluar dari perjanjian global dalam mengatasi perubahan iklim. Sesuai dengan janji Presiden Donald Trump, Negeri Paman Sam keluar dari Kesepakatan Paris.
"Isu perubahan iklim bukan isu satu negara, harus diatasi oleh seluruh masyarakat internasional,"kata Kepala Kabinet Jepang Kato, Kamis (5/11).
"Dari sudut pandang itu, sangat disesalkan Amerika Serikat menarik diri dari Kesepakatan Paris," tambahnya.
Juru bicara Komisi eksekutif Uni Eropa mengatakan kesepakatan Paris mendapatkan 'dukungan universal' dari masyarakat internasional. China, Jepang, dan Korea Selatan (Korsel) mengikuti langkah Uni Eropa untuk berjanji karbon netral pada 2050, sementara China pada 2060.
Mantan negosiator isu perubahan iklim dari Inggris dan Uni Eropa yang kini peneliti di Chatham House, Pete Betts mengatakan pemangkasan emisi dari perekonomian terbesar di dunia 'akan memberikan momentum besar' atas upaya mengatasi pemanasan global.
"AS akan menggunakan kekuatan diplomatiknya untuk mendorong perekonomian besar lain untuk meningkatkan usaha mereka," katanya.
Koalisi peneliti Climate Action Tracker mengatakan negara-negara yang mewakili 51 persen emisi dunia telah berjanji mengurangi karbon emisinya hingga nol. Sebagian besar juga berkomitmen menghilangkan efek rumah kaca.