REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kelapa Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur Drajat Irawan menyatakan, pihaknya mendorong kinerja tiga sektor untuk mendongkrak kinerja ekonomi setempat yang sempat terpuruk akibat wabah Covid-19. Tiga sektor ekonomi yang didorong adalah sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan.
Drajat mengatakan, pandemi Covid-19 menghadirkan hambatan-hambatan terhadap pertumbuhan ekonomi Jatim. Ekonomi Jatim yang biasanya tumbuh di atas 5 persen, pada triwulan II/2020 justru terkontraksi sebesar 5,9 persen. Kemudian diperparah catatan Triwulan III/2020 yang juga terkontraksi 3,75 persen.
"Ini menunjukkan bahwa ekonomi Jatim ada hambatan di berbagai hal. Padahal ekonomi Jatim memberikan sumbangan terhadap nasional sebesar 14,94 persen," kata Drajat di Surabaya, Kamis (5/11).
Drajat mengatakan, hambatan yang dimaksud terdapat pada tiga sektor yang diupayakan bisa didorong tersebut. Masing-masing sektor memiliki sumbangan cukup besar terhadap ekonomi Jatim, dan nasional pada umumnya.
Sektor pertanian contohnya, memberi sumbangan terhadap ekonomi nasional sebesar 13,04 persen, industri pengolahan sebesar 22,8 persen, dan perdagangan sebesar 20,49 persen.
Drajat menyebut, kinerja tiga sektor tersebut selama pandemi mengalami penurunan cukup besar. Industri pengolahan yang biasanya rata-rata tumbuh sebesar 6 persen hingga 8 persen justru terkontraksi sebesar 2,1 persen. Kemudian sektor perdagangan yang biasanya tumbuh sebesar 6 persen menjadi turun sebesar 4,9 persen.
"Untuk itulah Pemerintah Provinsi melakukan berbagai langkah strategis untuk kembali mendongkrak kinerja tiga sektor itu," katanya.
Drajat melanjutkan, dorongan kinerja terhadap tiga sektor tersebut dilakukan dengan membangun pasar, menggelar pameran, dan melakukan berbagai inovasi. Membangun pasar, karena pergerakan ekonomi harus ada pasar, baik secara daring dan luring atau dengan bermitra dengan provinsi lain.
"Ini sudah mulai kami lakukan sejak Juni 2020 dan sampai sekarang nilainya sudah mencapai Rp1 triliun. Karena sebenarnya ketergantungan provinsi lain pada produk Jatim cukup tinggi, mencapai 80 persen," ujarnya. Upaya kedua, dengan menggelar pameran. Ini juga telah dilakukan pada November 2020 dengan menggelar Jatim Fair 2020.