REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Azhar Rasyid. Penilik Sejarah Islam
JAKARTA -- Tapi itu belum banyak berpengaruh bagi kekuatan militer Usmani karena mereka masih dengan mudah dikalahkan oleh lawan-lawannya. Barulah pada masa Mehmed I (1389-1421 M) dan dan Bayezid II (1447-1512 M) pembangunan kekuatan angkatan laut menjadi prioritas Turki Usmani.
Hasilnya, dalam Perang Usmani-Venesia (1499-1503) guna memperebutkan wilayah di sekitar Mediterania, Turki Usmani keluar sebagai pemenangnya. Di pihak Turki, perang ini dipimpin oleh Kemal Reis, laksamana terkenal di era Bayezid. Kemal sendiri tak hanya bertugas untuk memimpin ekspedisi militer, tapi juga melindungi kapal-kapal serta mengorganisir transportasi barang-barang di Mediterania.
Kadirga atau kapal galley khas Turki merupakan salah satu elemen penting yang menyokong penguasaan Turki atas dunia maritim Laut Mediterania, setidaknya sejak akhir abad ke-15 hingga akhir abad ke-16. Secara fisik, kapal ini ramping namun berukuran panjang.
Yang tak kalah pentingnya, Kadirga, yang mulanya berasal dari Venesia, mudah untuk diarahkan selama di laut. Kadirga inilah yang berperan penting dalam ekspansi Usmani ke Mediterania, termasuk dalam perang Usmani-Venesia, Pengepungan Otranto tahun 1480, penaklukan Rhodes (1522) dan penaklukan Prevezea (1538).
Di balik Kadirga ini tak hanya ada sang sultan yang memberi perintah, tapi juga para awaknya, yang terdiri atas para pelaut, pemilik kapal, dan kapten kapal. Nama-nama besar di sejarah Turki Usmani lahir di laut.
Contohnya Kemal Reis dan Burak Reis. Mereka awalnya adalah pemilik kapal yang beraktivitas secara mandiri di laut lepas. Namun, relasi mereka dengan penguasa Usmani membawa mereka bekerja sebagai perwakilan sultan di lautan.
Namun, kekuatan kapal-kapal Turki di Laut Mediterania berkurang dengan perlahan-lahan di masa selanjutnya. Abad ke-18 dan ke-19 menjadi saksi turun naiknya dominasi maritim Turki.
Salah satu kekalahan paling awal dan paling besar Turki di lautan adalah Pertempuran Chesma tahun 1770. Kala itu, armada laut Turki dikalahkan oleh armada laut Rusia di Teluk Chesma.
Sempat terjadi perbaikan di tubuh angkatan laut Usmani setelahnya, namun Turki Usmani kembali menelan kekalahan dalam berbagai pertempuran laut di abad ke-19. Terjadi pula konflik di dalam tubuh angkatan laut Usmani yang melemahkan pertahanan mereka di lautan.
Di sisi lain, ini bersamaan dengan kehadiran kekuatan-kekuatan baru di kawasan, mulai dari Rusia, Perancis hingga Inggris. Orang-orang Yunani dengan kapal api mereka menyerang pelabuhan-pelabuhan Turki, dan mereka sukses melakukannya.
Puncaknya, pada Perang Dunia I Turki Usmani kerepotan kala melawan serbuan kapalkapal Royal Navy, Perancis, Rusia, dan Australia di Dardanella. Bahkan, kala itu Usmani tak hanya berhadapan dengan kapal di atas laut, tapi juga kapal di bawah laut alias kapal selam. Kapal-kapal selam ini bertujuan mematahkan kekuatan Turki Usmani di Dardanella dan Laut Marmara.
Sumber: Majalah SM Edisi 14 Tahun 2018
https://www.suaramuhammadiyah.id/2020/11/04/jatuh-bangunnya-dunia-perkapalan-di-masa-turki-usmani/