REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Malawi akan membuka kedutaan besar untuk Israel di Yerusalem. Ia bakal menjadi negara Afrika pertama yang mengambil langkah tersebut dalam beberapa dekade terakhir.
Dalam sebuah pernyataan video saat berkunjung ke Israel, Menteri Luar Negeri Malawi Eisenhower Mkaka menyebut keputusan pembukaan kedutaan di Yerusalem sebagai langkah berani dan signifikan.
Dia pun memberi ucapan selamat kepada Israel karena telah berhasil membuka hubungan dengan negara-negara Arab. Mkaka mengacu pada normalisasi diplomatik Israel dengan Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Sudan.
Dalam video tersebut Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi turut mengapresiasi keputusan Malawi untuk membuka kedutaan besarnya di Yerusalem. "Saya berharap kedutaan Anda segera dibuka, dan saya yakin lebih banyak pemimpin Afrika akan mengikuti keputusan ini," kata Ashkenazi, Rabu (4/11).
Menurut Kementerian Luar Negeri Israel, kedutaan Malawi di Yerusalem diperkirakan akan dibuka pada musim panas 2021. Beberapa negara Afrika sebelumnya telah membuka kedutaan besar untuk Israel di Yerusalem. Tapi mereka menutupnya setelah perang Timur Tengah 1973.
Pada Desember 2017, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Washington menjadi negara pertama yang melakukan hal tersebut. Berselang lima bulan, yakni pada Mei 2018, AS memindahkan kedutaan besarnya untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Langkah AS kemudian diikuti Guatemala. Honduras menyatakan akan melakukan hal serupa pada akhir 2020. Brasil dan Republik Dominika juga mempertimbagkan langkah tersebut.