Jumat 06 Nov 2020 00:40 WIB

INDEF Harap Aksi Boikot tak Rugikan Toko Kecil

Jangan sampai aksi boikot menambah beban toko-toko kecil di tengah pandemi

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Koordinator aksi M Hafiz menyampaikan orasinya saat aksi seruan boikot produk Prancis di Mataram, NTB, Rabu (4/11/2020). Aksi kampanye seruan untuk mengajak masyarakat boikot produk barang dan jasa yang dikuasai Prancis tersebut sebagai bentuk protes dan kecaman terhadap pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina agama Islam.
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Koordinator aksi M Hafiz menyampaikan orasinya saat aksi seruan boikot produk Prancis di Mataram, NTB, Rabu (4/11/2020). Aksi kampanye seruan untuk mengajak masyarakat boikot produk barang dan jasa yang dikuasai Prancis tersebut sebagai bentuk protes dan kecaman terhadap pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina agama Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -  Lembaga kajian ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengharapkan aksi boikot produk Prancis tidak merugikan toko kecil. Hal ini diungkapka peneliti INDEF Rusli Abdullah.

"Di tengah pandemi ini, diharapkan toko-toko kecil tidak bertambah bebannya akibat aksi boikot produk Prancis," ujarnya ketika dihubungi di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Menurut dia, aksi boikot produk Prancis di Indonesia hanya berdampak pada pedagang kecil. Jika salah satu produk air mineral yang sudah familiar di masyarakat diboikot, maka dapat menurunkan pendapatan.

"Dampak boikot dapat membuat barang tidak terjual. Namun di Indonesia relatif masih cukup kondusif. Kita masih dalam level seruan, masih banyak beli Aqua," ucapnya.

Ia mengharapkan aksi boikot produk Prancis yang merupakan gerakan moral umat Islam lantaran sakit hati dengan pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron tidak dikotori oleh aksi anarkis. "Yang penting jangan muncul aksi anarkis mengenai boikot produk Prancis yang nantinya dapat merugikan toko kecil atau UMKM," terang Rusli.

Sebelumnya Danone Indonesia menanggapi kampanye aksi boikot produk Prancis yang ada di Indonesia pasca-pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina umat Islam. Corporate Communications Director Danone Indonesia Arif Mujahidin mengatakan Danone Indonesia tidak memiliki keterkaitan terhadap pandangan politik suatu negara, termasuk Prancis, dan hal-hal di luar bisnis perseroan.

"Karena itu sebagaimana yang beredar di media, kami menyambut baik pernyataan yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan di mana pemerintah telah mengambil langkah untuk tidak ikut serta memboikot produk-produk Prancis karena hal tersebut di luar dari konteks perdagangan," ujar Arif.

Arif menuturkan produk-produk perseroan seperti SGM dan Aqua adalah produk-produk yang dikembangkan dan diproduksi di Indonesia oleh tenaga kerja Indonesia untuk konsumen Indonesia. "SGM sudah hadir sejak 1965, Aqua juga hadir sejak 1973 di Indonesia dan telah menjadi kepercayaan banyak konsumen sampai sekarang," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement