Kamis 05 Nov 2020 17:59 WIB

Misteriusnya Sikap Agung BPK, Sang Calon Tunggal Ketum PBSI

Agung belum pernah menyampaikan apapun kepada publik terkait pencalonannya.

Rep: Fitrianto/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Agung Firman Sampurna mengucapkan sumpah jabatan di gedung Mahkamah Agung (MA), Jakarta, Kamis (24/10/2019).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Agung Firman Sampurna mengucapkan sumpah jabatan di gedung Mahkamah Agung (MA), Jakarta, Kamis (24/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang dari pemerintahan tampaknya akan kembali memimpin Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) 2020-2024. Itu dapat disimpulkan karena dari dua bakal calon ketua umum yang mendaftar ke Tim Penjaringan PBSI, hanya satu nama yang dinyatakan lolos verifikasi atau memenuhi persyaratan untuk melangkah lebih jauh.

Dia adalah Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Agung Firman Sampurna. Meskipun ada lima surat dukungan ganda dan kemudian dinyatakan tidak sah oleh tim penjaringan PBSI, Agung yang mendapat dukungan 29 Pengprov PBSI tetap memenuhi syarat minimal 10. 

Sebaliknya, Ari Wibowo salah satu kandidat lainnya tidak bisa lagi melangkah lebih jauh dalam pemilihan ketua umum PBSI 2020-2024 yang dijadwalkan Jumat (6/11) esok hari.  Itu karena Ari hanya membawa 10 surat dukungan, artinya hanya menyisakan lima yang syah. Itu tidak mencukupi batas minimal.

Agung pria kelahiran tahun 1971 ini akan melanjutkan estafet pejabat pemerintahan yang akan memimpin cabang olahraga yang memiliki segudang prestasi di dunia internasional ini. Dia menggantikan posisi Wiranto yang ketika terpilih menjabat Menkopolhukam. Sebelumnya PBSI 2012-2016 pun dipimpin oleh seorang abdi negara, yakni Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.

Dua periode sebelum Gita Wirjawan memimpin tampuk pimpinan PBSI dikuasai oleh petinggi TNI, yakni Joko Santoso (2008-2012), Sutiyoso (2004-2008). Lalu ada pengusaha Chairul Tanjung yang pernah memimpin kurun waktu 2001-2004.

Petinggi TNI lainnya yang pernah menjabat Cabor paling sukses di Indonesia ini adalah, Subagyo Hadi Siswoyo (1997-2001), Soeryadi (1993-1997), serta yang dianggap paling sukses juga datang dari petinggi militer, Try Sutrisno yang memimpin dua periode (1985-1993).

Sebagai pemimpin dari lembaga Tinggi negara, dalam hal ini BPK, Agung Firman dianggap terlalu sibuk untuk mengurus PBSI dalam empat tahun ke depan. Hingga saat ini, jangankan memaparkan program yang akan ia jalani andai terpilih jadi Ketum PBSI, sekadar membuat pernyataan siap maju dalam persaingan Munas PBSI pun belum terucap langsung.

Masyarakat pecinta bulu tangkis tak pernah mendengar apakah Agung memang berniat maju sebagai Ketum PBSI atau tidak. Sikapnya berbanding terbalik dengan Ari yang sejak jauh hari sudah menyatakan siap maju dalam kontestasi pemilihan Ketum PBSI. Bahkan, nama Moeldoko yany sempat digadang oleh para legenda bulu tangkis untuk maju pun membuka diri dalam memberikan klarifikasi.

Kepala Kantor Staf Presiden tersebut menyatakan tak bisa melanjutkan keinginan para legenda karena kesibukan yang luar biasa di lingkaran RI1. 

Sontak, sika Agung yang membisu terkesan misterius sehingga menuai banyak tanda tanya. Sejauh ini hanya tim sukses Agung, dalam hal ini Ketua Pengprov PBSI DKI Jakarta yang juga Ketua Harian PP PBSI Alex Tirta, yang selalu memberikan pernyataan tentang pencalonan Ketua Umum PBSI 2020-2024.

Republika.co.id berusaha menghubungi melalui sambungan telpon seluler ke Agung Firman Sampurna. Namun, telepon tersambung itu tidak diangkat. Meski demikian, Agung kemudian menjawab singkat melalui pesan WhatsApp.

"Biar pernyataannya nanti saja setelah tanggal 6 November 2020 ya. Tanggal 6 Nov aja ya pas setelah (Munas PBSI - red) penetapan," laya dia singkat, saat republika.co.id menghubunginya, Rabu (4/11) malam WIB.

 

Daftar Ketua Umum PBSI:

1. Rochdi Partaatmadja 1951-1952

2. Sudirman 1952-1963

3. Sukamto Sayidiman 1963-1965

4. Padmo Sumasto 1965-1967

(2).  Sudirman 1967-1981

5. Ferry Sonneville 1981-1985

6. Try Soetrisno 1985-1993

7. Soerjadi 1993-1997

8. Subagyo Hadi Siswoyo 1997-2001

9.Chairul Tanjung 2001-2004

10. Sutiyoso 2004-2008

11. Djoko Santoso 2008-2012

12. Gita Wirjawan 2012-2016

13. Wiranto 2016-2020

14. ??? 2020-2024

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement