Kamis 05 Nov 2020 18:14 WIB

Satgas Covid-19: Angka Kematian Meningkat di Enam Provinsi

Mengendalikan penambahan kasus kematian pekanan menjadi PR pemerintah daerah.

Rep: Dessy Suciati Putri/ Red: Yudha Manggala P Putra
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. Ilustrasi
Foto: istimewa
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan terjadinya peningkatan kasus kematian yang cukup signifikan pada pekan ini dibandingkan pekan sebelumnya. Enam dari 13 provinsi prioritas pun mendapatkan perhatian utama karena kasus kematiannya meningkat.

Keenam provinsi tersebut yakni Papua yang mengalami lonjakan kasus kematian hingga 350 persen, Sulawesi Selatan naik 120 persen, Kalimantan Timur 27,3 persen, Sumatra Utara naik 17,6 persen, Aceh naik 5,6 persen, dan Sumatera Barat naik 2,7 persen.

“Kondisi cukup memprihatinkan terjadi pada peningkatan kasus kematian dibandingkan pekan sebelumnya. Peningkatan terjadi pada 6 dari 13 provinsi prioritas ini,” kata Wiku saat konferensi pers, Kamis (5/11).

Selain kasus kematian, Satgas juga mencatat terjadi kenaikan pada jumlah kasus positif pada pekan ini dibandingkan pekan sebelumnya. Tiga provinsi tercatat mengalami kenaikan tertinggi yakni Papua naik sebesar 8,2 persen, Sumatera Barat naik 7,8 persen, dan Sumatera Utara yang naik 2,9 persen.

“Ini adalah angka yang cukup mengkhawatirkan... Meskipun terdapat 3 dari 13 provinsi prioritas yang mengalami kenaikan, namun persentasenya masih di bawah 10 persen,” tambah Wiku.

Lebih lanjut, Wiku mengatakan, secara umum 13 provinsi prioritas sudah mampu mengendalikan penambahan kasus positif pekanan. Namun, yang masih menjadi ‘PR’ bagi pemerintah daerah yakni mengendalikan penambahan kasus kematian pekanan.

Karena itu, Satgas meminta seluruh provinsi yang pada pekan ini mengalami kenaikan kasus agar memperhatikan kualitas penanganan pasien Covid serta mengupayakan penanganan sejak dini pada pasien gejala sedang dan berat.

“Apresiasi kami berikan kepada provinsi yang berhasil menurunkan jumlah kasus positif dan jumlah kematian mingguannya,” ucap dia.

Sementara itu, sejumlah daerah yang mengalami penurunan kasus positif cukup signifikan pada pekan ini dibandingkan pekan sebelumnya yakni Aceh, Riau, dan Bali. Sedangkan daerah Jawa Barat, Bali, dan DKI Jakarta juga tercatat mengalami penurunan signifikan pada kasus kematian di pekan ini.  

“Mohon agar dapat dipertahankan agar terus menurun sehingga tidak ada lagi penambahan kasus positif baru dan penambahan angka kematian,” ujar Wiku.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement