Jumat 06 Nov 2020 00:11 WIB

Sejumlah Negara Sesalkan AS Keluar dari Perjanjian Iklim

AS dan China berkontribusi terhadap 40 persen gas buangan atau emisi dunia

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
 Donald Trump mengumumkan Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian iklim Paris.
Foto: AP/Andrew Harnik
Donald Trump mengumumkan Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian iklim Paris.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sekretariat Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) bersama sejumlah negara pada Rabu (4/11) mengeluarkan pernyataan. Pernyataan itu berisi kekecewaan sekaligus menyesalkan terhadap pengunduran diri Amerika Serikat dari Perjanjian Paris tentang perubahan iklim.

"UNFCCC bersama Chile, Italia, Inggris, dan Prancis mengeluarkan pernyataan yang mengatakan tidak ada tanggung jawab yang lebih besar daripada melindungi planet dan orang-orang di dalamnya dari ancaman perubahan iklim, dan kembali menegaskan Perjanjian Paris menyediakan landasan kerja sama konkret untuk mengurangi dampak pemanasan global," kata juru bicara untuk Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric saat acara jumpa pers di Markas PBB di New York City, Amerika Serikat, seperti dipantau dari Jakarta pada Kamis.

Baca Juga

Amerika Serikat merupakan salah satu negara kunci yang menentukan keberhasilan usaha dunia mengendalikan dampak perubahan iklim dan pemanasan global. Pasalnya, AS dan China berkontribusi terhadap 40 persen gas buangan atau emisi dunia yang berpengaruh terhadap tingginya suhu di lapisan ozon Bumi.

Lewat Perjanjian Paris, ratusan negara di dunia berupaya menjaga agar suhu bumi tidak mencapai di atas 1,5-2 derajat Celsius. AS dan China pada 1 April 2016 bersama-sama mengeluarkan pernyataan yang menunjukkan keduanya akan menandatangani Perjanjian Paris saat pakta itu terbuka untuk ditandatangani pada 22 April 2016.