Jumat 06 Nov 2020 05:17 WIB

Satgas Sebut Penanganan Covid di Indonesia Semakin Baik

Pemerintah dan masyarakat harus meningkatkan kerjasamanya agar kasus dapat ditekan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Hiru Muhammad
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito berpose usai memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (21/7/2020). Pemerintah resmi menunjuk Wiku Adisasmito menjadi juru bicara pemerintah menggantikan Achmad Yurianto.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito berpose usai memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (21/7/2020). Pemerintah resmi menunjuk Wiku Adisasmito menjadi juru bicara pemerintah menggantikan Achmad Yurianto.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA –- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, penanganan kasus Covid di Indonesia kini sudah menunjukan hasil yang cukup baik. Hal ini terlihat dari penurunan kasus positif dan juga angka kematian. “Demikian juga dengan testing yang terus mengalami peningkatan dan mendekati standar dari WHO, namun demikian capaian positif ini tidak boleh membuat kita semuanya lengah,” ujar Wiku saat konferensi pers, Kamis (5/11).

Wiku mengatakan, pemerintah dan masyarakat harus terus meningkatkan kerjasamanya agar kasus semakin ditekan. Karena itu, ia mengingatkan agar masyarakat terus menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin. “Selain itu, kedisiplinan ini juga merupakan kontribusi masyarakat terhadap upaya harus secara disiplin menjalankan protokol kesehatan 3M serta menjauhi kerumunan,” tambah dia.

Lebih lanjut, Satgas juga melaporkan perkembangan penanganan Covid per 5 November. Kasus positif tercatat bertambah sebanyak 4.065 dengan jumlah kasus aktif mencapai 54.306 atau 12,75 persen. Angka kasus aktif nasional ini pun tercatat jauh lebih sedikit dibandingkan rata-rata dunia yang mencapai 25,8 persen.

Sedangkan jumlah kasus sembuh hingga hari ini mencapai 357.142 atau 83,9 persen di mana kasus sembuh dunia sebesar 71,3 persen.“Sedangkan, jumlah kasus meninggal kumulatif adalah 14.348 atau 3,4 persen di mana kasus meninggal dunia adalah 2,5 persen,” ucap Wiku.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement