Jumat 06 Nov 2020 05:20 WIB

PSB IPB University Berdayakan  Korban Bencana Sukabumi

PSB IPB mendampingi warga mengembangkan gula aren dan kapulaga.

Pusat Studi Bencana (PSB)  Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyaraka (LPPM) IPB University mengadakan pelatihan dan pendampingan kepada warga korban bencana Sukabumi dalam rangka pengembangan gula aren dan kapulaga.
Foto: Dok IPB University
Pusat Studi Bencana (PSB) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyaraka (LPPM) IPB University mengadakan pelatihan dan pendampingan kepada warga korban bencana Sukabumi dalam rangka pengembangan gula aren dan kapulaga.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kejadian bencana tahun 2018 di Kampung Cimapag,  Desa Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat  menyebabkan terganggunya kehidupan ekonomi masyarakat. Bencana tersebut tetap menjadi perhatian Pusat Studi Bencana (PSB), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyaraka (LPPM) IPB University.

Bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), PSB IPB University terus melakukan program pendampingan peningkatan ekonomi pasca bencana. Dalam kesempatan ini program pemberdayaan fokus pada pengembangan gula aren dan kapulaga.

Tahap awal program dimulai dengan pendampingan dan pelatihan yang diadakan pekan lalu. Hadir dalam pelatihan ini sejumlah dosen IPB University di antaranya Istiqlaliyah M, Anita Pramaswari Wadhiani, Ujang Sehabuddin dan Handian Purwawangsa.

Pelatihan ini dibuka oleh Kepala Desa Sirna Resmi, Iwan Suwandri dan Ketua Adat Kasepuhan Cipta Mulya Abah Hendrik serta Kepala PSB, Dr Yonvitner dengan dihadiri kelompok masyarakat binaan yaitu Kelompok Sirna Resmi Mandiri, Sirna Resmi Berdikari dan Perempuan Produktif.

Dalam sambutannya, Abah Hendrik menyampaikan terima kasih kepada IPB University yang telah menindaklanjuti berbagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat setelah bencana. “Bencana ‘Garehong’ yang terjadi di Cimapag perlu diambil hikmah dan kita harus waspada. Ke depan masyarakat bisa menanami tebing untuk menahan longsor,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini Abah Hendrik mengatakan bahwa potensi daerah yang dapat dikembangkan warga adalah gula semut dan kapulaga. Selain itu, ada juga kerajinan batik, anyaman rotan, gelang simpai, ukuran bambu dan lainnya. Abah Hendrik juga mengatakan bahwa salah satu kearifan lokal yang tetap dijaga adalah menanam padi secara alami dengan varietas asli Kasepuhan.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Desa Sirna Resmi, Iwan Suwandri mendorong hal yang sama dapat dilakukan di desanya. “Ke depan, kami juga memerlukan keterlibatan IPB University untuk membantu pendidikan tinggi masyarakat melalui kampus IPB University di Sukabumi,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala PSB, Dr Yonvitner menyampaikan bahwa dalam menjaga kesinambungan program kelompok, kegiatan ini akan menggandeng Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sehingga kegiatan akan tetap eksis dan masyarakat benar-benar mandiri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement