REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan mengatakan, jajarannya sedang melakukan pengerukan waduk, kali, saluran di Ibu Kota secara intensif. Anies menyebut, hal itu merupakan langkah untuk meningkatkan kapasitas tampungan air saat curah hujan tinggi. Sehingga dapat mengantisipasi terjadinya banjir.
"Iya curah hujan tinggi. Kita lakukan antisipasi dengan kerukan waduk-waduk itu intensif sekali. Anda bisa saksikan waduk-waduk Jakarta pengerukannya intensif sekali, kemudian pembersihan semua saluran-saluran itu dilakukan," kata Anies di Jakarta, Kamis (5/11).
Selain itu, sambung Anies, dalam mengantisipasi genangan dan banjir, Pemprov DKI pun memastikan jajaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) siap terhadap tugas dan kewenangan masing-masing.
Hal itu tertuang dalam Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 52 Tahun 2020 tentang Pengendalian Banjir. "Ketiga, organisasi kegiatan antarinstansi pemerintah bila terjadi banjir," ujarnya.
Adapun sebelumnya, Anies mengungkapkan, kapasitas sistem drainase di Jakarta rata-rata hanya mampu menampung curah hujan sebanyak 100 milimeter (mm) per hari. Anies pun menargetkan Jakarta tidak dilanda banjir jika curah hujan lokal di bawah 100 milimeter.
"Apabila hujan lokal di bawah 100 milimeter, maka ditargetkan tidak boleh terjadi banjir," ujar Anies
Namun, apabila curah hujan melebihi 100 mm, Anies menegaskan agar jajarannya di lapangan harus siaga untuk menangani terjadinya banjir. "Tanggung jawab kita menyiapkan seluruh kekuatan untuk bisa mengeringkan dalam waktu kurang dari enam jam," jelasnya.
Di sisi lain, Anies menuturkan, ada dua indikator kesuksesan dalam penangangan penanganan banjir di Ibu Kota. Dua indikator itu adalah banjir harus surut dalam kurun waktu enam jam dan tidak ada korban jiwa akibat banjir.