REPUBLIKA.CO.ID, WINA — Baru-baru ini beredar sebuah video yang menunjukkan tiga pria Muslim sedang memberi pertolongan pada korban penembakan di Wina. Dalam video itu, mereka diketahui membantu petugas polisi dan wanita paruh baya saat penembakan terjadi Senin lalu.
Mikail Ozen, Recep Gultekin, dan Osama Joda yang terlihat memberi bantuan dalam video itu, diketahui juga membantu orang-orang yang terluka. Berdasarkan laporan, Ozen dan Gultekin adalah warga negara Austria yang berasal dari Turki, sedangkan Joda adalah warga Palestina.
"Kami tidak bisa bersikap seolah-olah kami tidak melihatnya. Kami berlari dan membawanya (korban) ke ambulans dengan menopang bahunya saat tembakan berlanjut," kata Ozen mengutip about Islam Jumat (6/11).
Namun demikian, ketika Ozen dan Gultekin membantu wanita paruh baya itu saat penembakan terjadi, Gultekin terkena tembak di kaki. Walaupun, pada akhirnya mereka tetap membawa seorang petugas polisi yang terluka ke tempat aman setelah Joda memberinya pertolongan pertama.
Di sisi lain, Joda (23 tahun), sedang bekerja di McDonalds terdekat ketika penyerang melepaskan tembakan ke orang yang lewat. Salah satu petugas polisi yang tiba di lokasi juga ditembak. "Saya menariknya ke belakang bangku beton dan mencoba menghentikan pendarahannya," kata Joda.
Atas usaha mereka, video yang tersebar pun kini mendapatkan banyak pujian dari masyarakat umum.
Aksi heroik Muslim dalam membantu korban itu, memang bukan pertama kalinya terjadi. Desember tahun lalu, seorang remaja Muslim muda dari Brooklyn, juga membantu polisi menangkap seorang pria yang menyerang seorang wanita Yahudi Ortodoks di kereta bawah tanah.
Pelajar muda Muslim Amerika lainnya juga diketahui menunjukkan keberanian serupa, saat ada penikaman dari sekolah menengah di Wisconsin. Pada saat itu, pemuda Muslim itu diketahui membuka pintu masjid dan memberikan perlindungan pada 100 siswa lebih.
Terpisah, lembaga Al-Azhar Mesir diketahui mengutuk serangan teroris Senin kemarin di dekat sinagoga di ibu kota Austria, Wina. Ahmed al-Tayeb, Imam Besar Al-Azhar mengatakan, saat ada aktivitas membunuh pada satu jiwa, hal itu sama dengan membunuh seluruh umat manusia.
‘’Dan hak asasi manusia untuk hidup adalah salah satu tujuan tertinggi di semua hukum," ungkapnya.