REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Twitter pada Rabu menangguhkan sementara akun milik Menteri Luar Negeri Azerbaijan Jeyhun Bayramov kemudian mengembalikannya tanpa memberikan alasan apapun. Langkah tersebut memicu kemarahan di antara pengguna Twitter, dan banyak yang mengecam perusahaan daring tersebut
Masyarakat internasional mengatakan akun pejabat tinggi tidak boleh ditangguhkan tanpa memberikan alasan. Seorang pengguna Twitter menyebut penangguhan akun merupakan "kesalahan luar biasa".
"Saya mengerti bahwa Anda tidak lagi memverifikasi akun di kawasan karena beberapa alasan, tetapi menangguhkan akun Menteri Luar Negeri di masa perang adalah kesalahan luar biasa," kata pengguna tersebut.
Langkah itu dilakukan di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Azerbaijan dan Armenia atas wilayah Karabakh Atas, juga dikenal sebagai Nagorno-Karabakh.
Sejak bentrokan meletus pada 27 September, Armenia berulang kali menyerang warga sipil dan pasukan Azerbaijan, bahkan melanggar tiga gencatan senjata kemanusiaan sejak 10 Oktober.
Sementara kekuatan dunia telah menyerukan gencatan senjata yang berkelanjutan, dan Turki mendukung hak Baku untuk membela diri dan menuntut penarikan pasukan pendudukan Armenia. Berbagai resolusi PBB juga menyerukan penarikan pasukan Armenia.