REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan mengatakan penguin gentoo terdiri dari empat spesies, bukan satu seperti yang selama ini diketahui. Menurut bukti terbaru, hewan ini memiliki bentuk dan ukuran yang sedikit berbeda dan dapat dibedakan melalui DNA meraka.
Menghitung penguin gento sebagai spesies terpisah akan membantu dalam proses konservasi. Langkah ini juga membuat memantau potensi penurunan hewan akuatik jenis burung tersebut menjadi lebih mudah.
Perubahan tersebut akan meningkatkan penghitungan spesies penguin dari 18 menjadi 21. Jane Jane Younger dari Milner Center for Evolution di University of Bath mengatakan cecara dangkal, spesies ini terlihat sangat mirip satu sama lain. Sangat sulit untuk membedakan mereka hanya dengan pandangan mata.
"Tetapi jika kita mengurutkan genomnya, dapat terlihat dengan sangat jelas bahwa mereka berbeda. Kita juga dapat membedakannya berdasarkan pengukuran yang berbeda,” ujar Younger dilansir BBC, Jumat (6/11).
Selama ini, penguin telah menghadapi banyak ancaman di alam liar. Termasuk diantaranya adalah akibat polusi plastik, penangkapan ikan yang berlebihan, hingga perubahan iklim.
Dalam hal perubahan iklim, gentoo bernasib relatif baik dibandingkan dengan spesies penguin lainnya. Namun, para ilmuwan mengatakan beberapa populasi belum dipantau selama beberapa dekade.
Jumlah penguin gento dilaporkan meningkat di Semenanjung Antartika, namun telah menurun di beberapa pulau di sekitarnya. Younger mengatakan saat ini hewan tersebut secara jumlah cukup stabil.
“Namun ada beberapa bukti populasi utara bergerak lebih jauh ke selatan karena iklim semakin hangat, jadi kami perlu mengawasinya dengan cermat," jelas Younger.
Selama ratusan ribu tahun, penguin gentoo telah terisolasi satu sama lain hingga hewan ini tidak kawin dan bereproduksi, meskipun dapat dengan mudah berenang dalam jarak yang memisahkan mereka.
Hewan ini dianggap sebagai empat spesies yang hidup di garis lintang yang berbeda di belahan bumi selatan, di benua Antartika, dan lebih jauh ke utara, di mana kondisinya lebih ringan.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Ecology and Evolution, mengamati susunan genetik penguin gentoo yang hidup di Kepulauan Falkland dan Georgia Selatan di Samudra Atlantik selatan, Kepulauan Shetland Selatan di Antartika, dan Kepulauan Kerguelen di Samudra Hindia.
Data tersebut digabungkan dengan pengukuran spesimen museum dari masing-masing empat populasi.
Penguin Gentoo, yang memiliki nama Latin Pygoscelis papua, saat ini terbagi menjadi dua subspesies. Setiap perubahan klasifikasi perlu ditinjau oleh komite ilmuwan internasional sebelum diterima secara resmi.