REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan ada cahaya di ujung terowongan, mengacu pada karantina wilayah Covid-19 baru.
Berbicara dalam konferensi pers pada Kamis, Johnson mengatakan tantangan yang dihadapi di seluruh Inggris sangat signifikan, tapi empat minggu sudah cukup untuk membuat dampak nyata.
Perdana menteri mengatakan dia tahu betapa sulitnya hal ini bagi orang-orang yang cemas dan muak. Johnson mengatakan pemerintah berencana untuk kembali ke sistem tingkat setelah 2 Desember, hari terakhir karantina.
“Hari ini kami mengumumkan tambahan GBP15 juta untuk membantu dewan menawarkan akomodasi yang aman bagi orang-orang berisiko menjadi tunawisma,” ujar dia.
“Program ini akan membantu area yang paling membutuhkan dukungan tambahan selama pembatasan dan sepanjang musim dingin," tambah dia.
Kanselir Menteri Keuangan Rishi Sunak mengatakan skema cuti, yang membayar 80 persen dari gaji warga, akan tetap berlaku hingga akhir Maret, dengan peninjauan pada Januari.
Sementara itu, Menteri Transportasi Grant Shapps mengumumkan bahwa Inggris telah menghapus Swedia dan Jerman dari daftar Koridor Perjalanan.
"Mulai Sabtu 7 November pukul 04.00 pagi, jika Anda tiba di Inggris dari negara-negara ini, Anda harus mengisolasi diri. Semua penumpang yang tiba harus melengkapi formulir pelacak lokasi penumpang pada saat kedatangan," kata Shapps melalui Twitter.
Data pemerintah yang dirilis Kamis malam menunjukkan ada 24.141 kasus Covid-19 baru, sehingga totalnya menjadi 157.860, sementara 378 kematian dilaporkan dalam 24 jam, sehingga totalnya mencapai 48.117.
Sementara itu, 104 orang ditangkap selama aksi protes di London pada hari pertama karantina. Polisi London mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ketika kerumunan mulai berkumpul, polisi memperingatkan para demonstran untuk pulang ke rumah mereka.
"Operasi polisi terus berlanjut dan kami memperkirakan jumlah penangkapan meningkat," ungkap pernyataan itu.