REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada masa lalu, sebuah pertempuran di medan perang akan dimulai terlebih dulu dengan duel pembuka satu lawan satu antarprajurit pilihan masing-masing kubu yang berperang. Begitu pun ketika perang Badar meletus, Rasulullah menunjuk tiga orang untuk bertarung menghadapi prajurit yang telah disiapkan kaum kafir Quraisy.
Mulanya Rasulullah memilih tiga orang prajuritnya dari kalangan Anshar untuk maju dalam duel pembuka perang Badar. Tetapi kaum kafir Quraisy menolak melawan prajurit yang tidak mereka kenal.
Kaum kafir Quraisy meminta Rasulullah mengganti tiga prajurit utusannya dari kalangan Muhajirin. Menurut cendekiawan Muslim asal Turki Muhammad Fethullah Gulen, permintaan kaum Quraisy agar Rasulullah mengganti tiga orang prajuritnya justru sebuah kesalahan.
Sebab pilihan Rasulullah menunjuk terlebih dulu tiga prajurit dari kalangan Anshar merupakan sebuah strategi. Sejatinya Rasulullah telah menyiapkan tiga petarung yang sangat tangguh dari kalangan Muhajirin.
Permintaan kaum kafir Quraisy pun dengan lantang dijawab Rasulullah. Rasulullah lantas memerintahkan sahabat Hamzah bin Abdul Muthalib, Ubaidah bin Harits, dan Ali bin Abi Thalib memenuhi tantangan kafir Quraisy itu.
Sementara dari pasukan musyrik tampil tiga orang, yaitu Utbah, Syaibah, dan Walid bin Utbah. Ketiga orang ini sama sekali bukanlah orang sembarangan sebab mereka adalah kepala-kepala suku terkuat kaum Quraisy.
Duel satu lawan satu itu pun dimenangkan kaum Muslim. Ketika dua orang bersaudara, yaitu Utbah dan Syaibah dan anaknya Walid bin Utbah tewas, seketika itu pula semangat pasukan musyrik hancur berkeping-keping. Dalam duel itu, di pihak Muslim, Ubaidah terluka parah, ia pun dibawa ke hadapan Rasulullah hingga kemudian syahid.
"Setelah tewasnya Utbah, Syaibah, dan Walid, moral pasukan Quraisy benar-benar runtuh. Apalagi saat itu banyak prajurit musyrik yang maju perang semata-mata disebabkan ketiga tokoh tersebut. Kematian mereka secara serta merta menimbulkan ketakutan, kemarahan dan kekacauan di pihak musuh," jelas Gulen.