Jumat 06 Nov 2020 15:46 WIB

OJK Optimistis Inklusi Keuangan Capai 90 Persen

Inklusi keuangan diyakini berkorelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Tirta Segara mengatakan ada empat alasan BIK 2020 memiliki peran penting dijalankan di Indonesia.
Foto: ROL/Havid Al Vizki
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Tirta Segara mengatakan ada empat alasan BIK 2020 memiliki peran penting dijalankan di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meyakini Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2020 dapat mencapai 90 persen pada akhir 2024. Hal ini sejalan dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 26 Tahun 2019 tentang Hari Indonesia Menabung yang diperingati setiap 20 Agustus.

Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Tirta Segara mengatakan ada empat alasan BIK 2020 memiliki peran penting dijalankan di Indonesia. “Tak hanya masyarakat kota tapi juga masyarakat di daerah yang terpinggir, terdepan, maupun yang jauh di pedesaan harus dapat memperoleh akses keuangan dan melakukan transaksi cepat, aman, dan murah,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (6/11).

Tirta menjelaskan pentingnya BIK 2020 antara lain pertama pembangunan segala bidang termasuk teknologi, infrastruktur, jaringan dan sebagainya. Saat ini pembangunan teknologi sudah terpasang ke seluruh pelosok nusantara harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.

Kedua, inklusi keuangan diyakini berkorelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi. Jadi meningkatnya inklusi keuangan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. “Selain itu meluasnya akses keuangan dapat mengurangi ketimpangan kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.

Peran inklusi keuangan yang ketiga, yakni utamanya pada saat pandemi Covid-19 yakni mendorong proses pemulihan ekonomi nasional, diantaranya sebagai kelancaran pemberian financial support bagi seluruh lapisan masyarakat dan para pelaku UMKM, terutama yang sulit dijangkau oleh produk keuangan formal.

Keempat, inklusi keuangan disertai dengan tingkat literasi keuangan yang memadai akan mendukung ketahanan keuangan masyarakat dalam situasi dan kondisi apapun. Oleh karena itu OJK bersama dengan kementerian lembaga terkait dan lembaga jasa keuangan atau LJK kembali menyelenggarakan bulan inklusi keuangan yang dilaksanakan setiap Oktober.

Ke depan pihaknya meyakini perluasan keuangan melalui BIK dapat menjadi salah satu upaya untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19. Meskipun BIK pada tahun ini dilaksanakan secara virtual, namun tidak mengurangi esensi dan semangat inklusi keuangan.

"Bahkan kita memperoleh capaian yang melampaui target dan mampu menjangkau beragam lapisan masyarakat yang lebih luas," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement