REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat selama Bulan Inklusi Keuangan (BIK) telah menghasilkan 789.025 rekening tabungan, selain tabungan pelajar, dengan nominal sekitar Rp 35,51 triliun. Sedangkan pembukaan tabungan pelajar sebanyak 825.272 rekening dengan nominal sekitar Rp 367 miliar.
Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan OJK Kristianti Puji Rahayu mengatakan selama satu bulan pembukaan tabungan pelajar melebihi target semula sebanyak 500 ribu rekening pelajar. “Dari keseluruhan rekening tabungan pelajar dimaksud diantaranya telah memiliki fitur layanan perbankan digital. Selain itu OJK telah melakukan penyaluran kredit atau pembiayaan selama BIK dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional dan pembiayaan UMKM,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (6/11).
OJK mencatat telah menyalurkan pembiayaan UMKM ataupun ritel di daerah kepada 419.101 debitur dengan total penyaluran sebesar Rp 19,27 triliun. Menurutnya penyaluran tersebut merupakan kerja keras dari seluruh pihak yang telah bersama-sama dengan OJK mewujudkan capaian tersebut.
“Kami juga mencatat perasuransian tercatat ada 44.758 pembukaan polis asuransi baru dan juga di pasar modal ada 410.142 rekening, pembiayaan ada sekitar 92.672 debitur dan pegadaian ada 10.667 rekening, dan fintech ada sekitar 82 ribu akun,” ucapnya.
Dari sisi lain, selama Oktober 2020, OJK bersama dengan kementerian/lembaga, lembaga jasa keuangan dan stakeholders mengumumkan pemenang Kompetisi Inklusi Keuangan (KOINKU) 2020 dengan total hadiah sebesar Rp 80 juta. Adapun kompetisi yang telah diselenggarakan sejak 2014 menjadi salah satu strategi OJK dalam meningkatkan pemahaman dan awareness masyarakat terhadap inklusi keuangan.
Tidak hanya itu, kompetisi ini juga diadakan dalam rangka mencari ide-ide kreatif serta inovatif terkait model inklusi keuangan. Tema KOINKU tahun ini ‘Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melalui Program Inklusi Keuangan’ yang diikuti oleh sebanyak 164 peserta. Para peserta yang mengikuti kegiatan KOINKU terdiri dari akademisi (mahasiswa atau dosen), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau komunitas; Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) dan masyarakat umum.
"Melalui penyelenggaran KOINKU 2020, diharapkan dapat menjaring ide-ide kreatif yang dapat digunakan dalam penyusunan kebijakan perluasan akses keuangan khususnya bagi segmen perempuan. Pelaksanaan KOINKU pada tahun ini diharapkan dapat meningkatkan inklusi keuangan khususnya perempuan yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia," jelasnya.
Dari 164 proposal yang masuk selanjutnya dilakukan tahap penjurian dan dipilih 10 finalis oleh dewan juri yang terdiri dari OJK, perwakilan Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI), perwakilan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, perwakilan PT Permodalan Nasional Madani dan perwakilan akademisi. Dari hasil penjurian yang telah dilaksanakan tersebut, telah ditetapkan pemenang KOINKU tahun 2020 diantaranya Juara 1, Tim Orientaru dengan judul proposal SiReceh: Platform Program Inklusi Keuangan melalui Aplikasi Terintegrasi dengan Point of Sales (PoS) dan Penyedia Asuransi Mikro Wanita.
Juara 2 Tim Alpha Finclusion dengan judul proposal KembalianKu. Juara 3 Tim 46rier dengan judul proposal Digitalisasi KUR Tani & Smartfarming; Pemberdayaan Petani Perempuan Milenial Adaptasi Kebiasaan Baru.
Juara Harapan 1 Tim Cendekia dengan judul proposal BELKUAN : Sarana Edukasi, Diskusi, dan Penyebaran Informasi Keuangan Berbasis Aplikasi Sebagai Solusi Peningkatan Inklusi Keuangan Perempuan. Juara Harapan 2 Tim SBM – ITB dengan judul proposal Aplikasi M-Power Womanpreneur.
“OJK melalui KOINKU akan terus berkomitmen untuk mendorong adanya inovasi model inklusi keuangan dalam rangka mendukung tercapainya tingkat inklusi keuangan sebesar 90 persen pada akhir 2024,” ucapnya.