REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Status aktivitas Gunung Merapi ditingkatkan dari waspada (level II) menjadi siaga (level III). Dalam rangka antisipasi, instansi-instansi terkait penanganan bencana alam di Kabupaten Sleman melaksanakan apel kesiapsiagaan, mulai dari Pemkab, Polres, Dandim, PMI dan relawan-relawan di Kabupaten Sleman.
Bupati Sleman, Sri Purnomo, mengatakan, instansi-instansi terkait diharap benar-benar maksimal mempersiapkan diri dengan seluruh sumber daya yang dimiliki. Sehingga, dapat berperan secara aktif dalam rangka penanggulangan bencana alam, sekaligus mencegah penyebaran Covid-19. Terlebih, sejak siaga pada 5 November 2020 siang, kelompok rentan jarak lima kilometer dari puncak mulai diungsikan.
"Dengan adanya persiapan ini, maka kita siap untuk membantu bersama-sama dalam menghadapi bencana pada 2020. Andai ada bencana, kita bisa meminimalisir terjadinya kerugian maupun jatuhnya korban," kata Sri, Jumat (6/11).
Kapolres Sleman, Anton Firmanto menuturkan, mereka akan terus bersinergi dengan Pemkab dan TNI dalam penanganan bencana. Adapun personel yang diturunkan Polres Sleman dalam penanganan bencana ini akan menyesuaikan skala eskalasinya.
"Polres Sleman juga sudah mempersiapkan personel untuk tangani bencana alam satu Satuan Setingkat Pleton (SST). Untuk kendaraan setiap polsek minimal dilengkapi dengan alat-alat yang bisa mengurai kejadian-kejadian bencana," ujar Anton.
Dandim 0732/Sleman, Letkol. Arief Wicaksono menambahkan, peran TNI dalam kesiapsiagaan bencana alam 2020 dilakukan dengan mempersiapkan personel. Sekaligus, melakukan gladi-gladi untuk mengetahui peran masing-masing.
"Selain personel kita juga sudah mempersiapkan perlengkapan. Memang perlengkapan kita tidak lengkap, maka kita tidak bisa berdiri sendiri dan akan menjalin kerja sama dengan Polisi, BPBD, pemadam kebakaran dan lain sebagainya," kata Arief.