REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang Muslim atas dasar imannya kepada Allah, maka dia tidak mencintai sesuatu kecuali karena Allah semata. Rasulullah pun kerap menyerukan pentingnya soal iman dan rasa cinta.
Syekh Abu Bakar Jabir Al-Jaza’iri dalam kitabnya Minhajul Muslim menjelaskan, sesungguhnya seorang Muslim tidak mencintai, kecuali apa yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. Tidak pula membenci kecuali apa yang dibenci Nabi dan Allah SWT.
Hal ini berdasarkan hadis riwayat Abu Daud berbunyi: “Man ahabba lillahi wa abghadha lillahi wa a’tha lillahi wa mana’a lillahi faqadi-stakmala al-imanu,”. Yang artinya: “Barangsiapa yang mencintai karena Allah dan membenci karena Allah, memberi karena Allah, maka ia telah menyempurnakan iman,”.
Berdasarkan dalil ini, menurut Syekh Abu Bakar, inilah seruan kepada seluruh hamba Allah, yang shalih untuk dicintai dan dibela oleh seorang Muslim lainnya. Dan berdasarkan dalil ini pula seluruh orang fasik, kaum pembangkang, serta tindakan-tindakan terlarang merupakan hal yang dibenci Allah dan Rasul-Nya menjadi ‘musuh’ pula bagi umat Muslim.