Jumat 06 Nov 2020 22:51 WIB

Pengungsian Merapi Disiapkan Sesuai Protokol Covid-19

Warga sekitar Merapi yang mengungsi menjalani tes cepat Covid-19

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Nur Aini
Petugas BPBD mendatangi rumah warga saat evakuasi penduduk rentan di Dusun Krinjing, Dukun, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (6/11). BPBD Jawa Tengah mulai mengevakuasi penduduk rentan yang berada di dalam radius berbahaya erupsi Gunung Merapi. Lansia dan balita dievakuasi menggunakan mobil bak terbuka menuju tempat pengungsian yang lebih aman.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Petugas BPBD mendatangi rumah warga saat evakuasi penduduk rentan di Dusun Krinjing, Dukun, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (6/11). BPBD Jawa Tengah mulai mengevakuasi penduduk rentan yang berada di dalam radius berbahaya erupsi Gunung Merapi. Lansia dan balita dievakuasi menggunakan mobil bak terbuka menuju tempat pengungsian yang lebih aman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerapan protokol kesehatan dipastikan diterapkan dalam penanganan evakuasi di lereng Gunung Merapi, setelah status Gunung Merapi dinaikkan ke level Siaga, Jumat (6/11). Dinas Kesehatan setempat melakukan pengecekan suhu tubuh dan mewajibkan seluruh warga untuk menjalani tes cepat serta mendata seluruh kondisi kesehatan guna mencegah adanya penularan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. 

"Apabila terdapat warga yang reaktif, maka akan dirujuk di Rumah Sakit (RS) rujukan untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif, nanti kami swab, " ujar Bupati Kabupaten Magelang Zaenal Arifin dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (6/11).

Baca Juga

Selain itu, tim gabungan juga memasang fasilitas penyekat khusus bagi warga yang mengungsi untuk menghindari kontak langsung dan mencegah penularan Covid-19. Petugas dari Dinas Kesehatan juga mewajibkan seluruh warga untuk mematuhi protokol kesehatan seperti mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak aman dan selalu memakai masker.

"Fasilitas tempat cuci tangan tersedia di setiap titik di pengungsian dan masker dibagikan secara gratis bagi tiap-tiap warga, " ujarnya. 

Berdasarkan pemetaan wilayah, tingkat desa dan kecamatan yang masuk dalam KRB III dan harus segera mendapat penanganan adalah Ngargomulyo, Krinjing dan Paten di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Tlogolele, Klakah dan Jrakah di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali dan Tegal Mulyo, Sidorejo dan Balerante di Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Kemudian wilayah administrasi desa yang masuk di dalam prakiraan daerah bahaya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Glagaharjo, Kepuharjo dan Umbulharjo yang berada di Kecamatan Cangkringan, Sleman.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang telah mengevakuasi sebanyak 607 warga yang termasuk dalam kelompok rentan seperti balita, lansia, ibu hamil, ibu menyusui dan disabilitas.  Adapun keseluruhan warga yang dievakuasi tersebut berasal dari tiga desa yang masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, yakni Desa Krinjing, Desa Paten dan Desa Ngargomulyo di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.

Menurut laporan sementara, warga kelompok rentan yang berasal dari Desa Krinjing dievakuasi di Balai Desa Krinjing menggunakan mobil bak terbuka dan kendaraan pedukung lainnya. Berdasarkan data yang diterima, warga Desa Krinjing yang diungsikan adalah 42 balita, 36 lansia, 3 ibu hamil, 41 ibu menyusui dan 2 disabilitas sehingga totalnya adalah 124 warga.

Kemudian warga Desa Paten yang tinggal di Dusun Babadan I dan Babadan II telah diungsikan ke Desa Banyurejo dan Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan, dengan total pengungsi sementara adalah 356 orang warga kelompok rentan.

Selanjutnya, ada sebanyak 127 warga kelompok rentan dari Desa Ngargomulyo yang diungsikan ke empat titik pengungsian, yakni Gedung NU Ketaron, Gedung Futsal Tejowarno, Gedung PPP Prumpung dan PAY Muhammadiyah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement