Sabtu 07 Nov 2020 10:26 WIB

Debat Pilkada Solo, Paslon Fokus Bahas Seputar Pandemi

Para paslon memaparkan program atasi dampak pandemi.

Debat Pilkada Solo.
Foto: Dok. Pil
Debat Pilkada Solo.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Calon Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menyebut Surakarta punya dua tantangan besar, pertama mengatasi dampak kesehatan dan ekonomi Covid-19 dan kedua adalah keberlangsungan Solo sebagai kota Budaya. Hal itu dia sampaikan saat memaparkan visinya pada segmen pertama debat publik tahap I Pilkada Solo yang digelar di The Sunan Hotel Solo, Jumat (6/11/2020).

Calon wali kota Solo yang berpasangan dengan Teguh Prakosa ini menyebut, pandemi Covid-19 yang tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga pada persoalan ekonomi.

Gibran lalu kembali mengulas soal pandemi Covid-19 yang kini menjadi permasalahan global, Gibran menyinggung tatanan global yang turut terdampak. Katanya selain 3M, Solo perlu mempersiapkan prosedur adaptasi kebiasaan baru.

"Oleh karenanya perlu percepatan pemulihan kesehatan dan ekonomi. Kesehatan kita perlu konsisten 3 M adaptasi kebiasaan baru, peningkatan pelayanan Puskesmas, dan RSUD di Kota Solo. Ketiga kita harus tingkatkan semangat gotong royong dan solidaritas warga melalui program tangga jogo tonggo dan kampung siaga Covid," ucap Gibran.

Soal dampak ekonomi, Gibran mempersiapkan skema restrukturasi kredit, kelonggaran pembayaran pajak daerah dan retribusi UMKM. "Untuk membuka peluang kita membuat creative hub untuk anak muda di Solo, UMKM di Solo bisa naik kelas. Jika warga sehat ekonomi kuat," katanya.

Sedangkan, keberlangsungan Kota Solo sebagai kota budaya yang tangguh modern, gesit dan sejahtera.            

Sementara itu Paslon nomor urut 2 Bagyo Wahyono dan FX Supardjo ( Bajo) menyampaikan visi Solo yang satu, yaitu  tercapainya sandang, pangan dan papan. Menurut Bajo, Solo harus kembali menjaga adat timur. Juga soal toleransi. Untuk sandang, Bajo ingin memulai dengan menggunakan lurik dan batik sebagai pakaian adat Solo. Bajo ingin menghidupkan ekonomi kerakyatan tradisional dan UMKM.

Sementara untuk papan Bajo ingin membangun rumah di bantaran sungai, khususnya bagi warga yg kurang mampu. Kami melihat di bantaran Sungai daerah  Semanggi masih banyak lahan yang dapat digunanakan, ujar Bagyo.

Debat pertama mengambil tema "Mengembangkan Kota Solo sebagai Kota Budaya dalam Pembangunan Berkelanjutan yang Adil dan Merata di Era Digital". Materi debat antara lain persoalan daerah, pelayanan publik, penajaman visi misi, kebijakan dan strategi penanganan, pencegahan, dan pengendalian Covid-19.

Dua paslon yang berlaga ialah Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan tujuh parpol pendukung.

Kemudian paslon Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo) diusung organisasi kemasyarakatan (Ormas) Tikus Pithi melalui jalur perseorangan atau independen.

Secara keseluruhan debat publik tahap I Pilkada Solo dimoderatori Eva Wondo dan Wahyu Wiwoho  dibagi menjadi delapan segmen. Seluruh peserta, termasuk pemandu debat, menerapkan protokol kesehatan dan mengenakan masker selama jalannya debat.

"Kemarin sudah disepakati debat tetap memakai masker. Jadi debatnya tetap memakai masker dan tidak dilepas," kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo, Nurul Sutarti.

Menurutnya masker merupakan salah satu bagian dari komitmen pasangan calon terkait penerapan protokol kesehatan. Sebab, Pilkada 2020 dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement