Sabtu 07 Nov 2020 15:29 WIB

Tiga Hari AS Catat Rekor Jumlah Covid-19 Harian Tertinggi

Lebih dari 127 ribu kasus baru Covid-19 tercatat Jumat (6/11) waktu setempat

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah warga menghabiskan waktu di Union Square Park, New York, Amerika Serikat, Sabtu (4/4). Kota New York masih dianggap sebagai pusat penyebaran wabah virus Corona di Amerika Serikat. Masyarakat diminta untuk tinggal di rumah sebagai upaya mengurangi penyebaran virus Corona dan meminimalkan jumlah pasien COVID-19 yang membutuhkan perhatian medis.
Foto: EPA-EFE/JASON SZENES
Sejumlah warga menghabiskan waktu di Union Square Park, New York, Amerika Serikat, Sabtu (4/4). Kota New York masih dianggap sebagai pusat penyebaran wabah virus Corona di Amerika Serikat. Masyarakat diminta untuk tinggal di rumah sebagai upaya mengurangi penyebaran virus Corona dan meminimalkan jumlah pasien COVID-19 yang membutuhkan perhatian medis.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) telah mencatat rekor harian tertinggi selama tiga hari berturut untuk infeksi baru Covid-19. Lebih dari 127 ribu kasus baru Covid-19 tercatat Jumat (6/11) waktu setempat.

Sementara jumlah korban meninggal dunia akibat virus corona pada pukul 08.30 malam selama 24 jam terakhir adalah 1.149, menurut data statistik John Hopkins University and Medicine yang dilansir laman Channel News Asia.

Baca Juga

Wabah telah melonjak selama beberapa pekan di seluruh negeri. Wilayah Midwest dicatat yang terparah bahkan ketika jumlah diagnosis baru mendekati tingkat musim semi di selatan, timur laut, dan barat.

Angka kematian jauh lebih rendah daripada puncaknya di musim semi. Ini juga merupakan hari keempat berturut-turut di mana kematian berada di atas 1.000. Terakhir kali pasien meninggal karena Covid-19 pada tingkat itu di AS adalah awal September.

Hingga Jumat malam, AS yang tercatat negara yang paling parah terkena dampak pandemi di dunia dalam hal kematian dan total kasus, memiliki lebih dari 236 ribu kematian terkait virus corona dan 9,7 juta infeksi yang diketahui.

Jumlah kasus diperkirakan akan meningkat seiring dengan semakin dinginnya negara karena memasuki musim dingin. Hal itu juga dikhawatirkan karena rakyat beralih ke sosialisasi terutama di dalam ruangan, kondisi utama penularan virus dari orang ke orang.

Cuaca yang lebih dingin dan kering mungkin juga berperan dalam menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi virus untuk bertahan di udara dan di permukaan. Alasan penurunan kematian dari puncaknya termasuk fakta bahwa karena kasus lebih tersebar secara geografis daripada di awal epidemi AS, rumah sakit lebih mampu menangani beban kasus.

Dokter juga telah belajar bagaimana menangani kasus Covid-19 yang parah dengan lebih baik. Seperti menempatkan pasien pada perut mereka, menghindari penggunaan ventilator jika memungkinkan, dan menggunakannya pada pengaturan tekanan rendah jika diperlukan. Mungkin yang paling penting menggunakan steroid seperti deksametason untuk mengurangi respons autoimun yang merusak yang dikenal sebagai badai sitokin.

Karena sebagian besar orang yang terinfeksi berusia lebih muda, mereka juga cenderung tidak mengembangkan bentuk penyakit yang parah. Dua pembuat vaksin, Moderna dan Pfizer, mengatakan pihaknya mungkin siap untuk mengajukan otorisasi penggunaan darurat menjelang akhir bulan.

Namun jika dan ketika vaksin tersedia, mereka hanya diharapkan cukup efektif, yang berarti bahwa orang harus terus mematuhi pemakaian masker, jarak sosial, dan kebersihan tangan untuk mengakhiri pandemi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement