Sabtu 07 Nov 2020 15:53 WIB

Jika Biden Menang, Israel Tetap Untung dan Iran Terancam?

Kecenderungan elite Israel lebih mendukung Donald Trump

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Israel akan melakukan pendekatan intenral jika calon presiden dari Partai Demokrat, mantan wakil Presiden Joe Biden dinyatakan menang.
Foto: AP/Carolyn Kaster
Israel akan melakukan pendekatan intenral jika calon presiden dari Partai Demokrat, mantan wakil Presiden Joe Biden dinyatakan menang.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Jika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, memenuhi syarat memberikan suara di Amerika Serikat, secara alami dan logis dia akan memilih Presiden Donald Trump. Tak hanya itu, dia akan meyakinkan semua kenalannya melakukan hal yang sama.

Meski demikian, di sisi lain ada satu aliran pemikiran yang percaya jika Netanyahu telah memeras semua yang dia bisa dari presiden Amerika Serikat saat ini. Netanyahu dipercaya akan lebih menyukai masa jabatan presiden Joe Biden pertama daripada Trump kedua.

Baca Juga

"Tidak ada yang lebih berbahaya daripada presiden masa jabatan kedua. Terutama ketika presiden itu adalah Trump yang sejak awal tidak dapat diprediksi," kata seorang sumber diplomatik senior Israel tanpa menyebut nama, dilansir di Al-Monitor, Sabtu (7/11).

Menurut teori ini, Netanyahu telah mengikis bagian bawah tong barang yang terus diisi Trump selama empat tahun terakhir. Saat ini, dia lebih memilih kehadiran veteran Gedung Putih yang akrab dan stabil daripada sosok yang berfokus membentuk warisannya dan mengincar Nobel Hadiah Perdamaian. 

Kebenaran ada di antara keduanya. Jika Netanyahu bisa memilih, dia akan menghadapi dilema yang berat. Seorang jurnalis Israel, Ben Caspit, dalam artikelnya menulis, jika dia berani menebak Netanyahu pada akhirnya akan memilih Trump, dengan risiko mengalami penderitaan yang lama dan keras atas pilihan tersebut.

Mendampingi presiden selama periode kedua adalah pertaruhan. Meski demikian, sulit untuk mengabaikan hadiah strategis yang tak ada habisnya dan luar biasa, seperti yang telah diberikan sebelumnya semasa ia menjabat.

Faktanya, Duta Besar Israel di Washington, Ron Dermer, menikmati akses Gedung Putih yang hampir tidak terbatas. Tak hanya itu, dia juga mengambil bagian dalam merumuskan dokumen kebijakan yang sangat sensitif, yang disiapkan pembantu utama presiden.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement