Sabtu 07 Nov 2020 16:14 WIB

Menteri BUMN Terus Tingkatkan Kerja Sama dengan Jepang

Menteri BUMN Erick Thohir ingin teknologi test Covid-19 Jepang diterapkan di RI.

Menteri BUMN, Erick Thohir. Menteri BUMN Erick Thohir ingin teknologi test Covid-19 Jepang diterapkan di bandara-bandara AP 1 dan AP 2
Foto: Kementerian BUMN
Menteri BUMN, Erick Thohir. Menteri BUMN Erick Thohir ingin teknologi test Covid-19 Jepang diterapkan di bandara-bandara AP 1 dan AP 2

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Delegasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara yang dipimpin Menteri BUMN Erick Thohir melakukan penjajakan kerja sama dengan pemerintah Jepang dan kalangan bisnisnya di bidang kesehatan dengan fokus teknologi baru, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, dan partisipasi Jepang di KEK Kesehatan. Sektor lain yang dijajaki adalah peluang kerja sama pembangunan perumahan milenial, pembangunan industri EV Battery, dan pembiayaan proyek infrastruktur nasional. 

“Jepang sudah dikenal sebagai negara yang maju di bidang kesehatan. Sebagai contoh, saya terkesan dengan tes Covid-19 yang dilakukan oleh Pemerintah Jepang di airport. Testnya cukup dengan saliva dan tidak melalui nasal. Hasil tes ini dapat diketahui dalam waktu kurang dari satu jam dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi. Saya ingin teknologi ini dipergunakan di airport-airport di bawah manajemen AP1 dan AP2. Bayangkan dampaknya untuk percepatan pemulihan ekonomi kita,” ujar Erick Thohir, Sabtu (8/11) dari Tokyo. 

Menteri BUMN juga melihat teknologi PCR test yang dibuat Kawasaki Heavy Industries untuk testing cepat dan pelacakan bagi pasien COVID-19 dengan menggunakan teknologi robotik. 

Erick Thohir yang didampingi Wakil Menteri BUMN II  juga bertemu Mitsui Healthcare, perusahaan kesehatan ternama di Jepang yang telah investasi di rumah sakit di Malaysia, Thailand, dan Singapura. Erick Thohir menyatakan, “Kami melihat potensi wisata kesehatan dan kebugaran bagi wisatawan sangat besar, dan Bali, khususnya wilayah seperti Sanur telah menjadi destinasi pilihan bagi wisatawan lansia, dengan positioning yang berbeda dari wilayah lainnya. Potensi Bali sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan, membuka peluang investasi di bidang kesehatan, khususnya untuk pembangunan fasilitas kesehatan kelas dunia di Bali.” 

Dalam kunjungan kali ini, Menteri BUMN secara maraton mengadakan pertemuan dengan perwakilan pemerintah dan kalangan bisnis Jepang.

Sedangkan di sektor energi terbarukan, proyeksi Indonesia yang akan menjadi pusat industri baterai lithium untuk electric vehicle (EV) berkat kekayaan cadangan nikelnya menjadi daya tarik perusahaan otomotif internasional di Jepang untuk menjajaki kerjasama strategis. Nikel menjadi modal untuk pengembangan supply chain EV battery dari hulu ke hilir. 

"Sejak kita mengambil kebijakan hilirisasi industri minerba, salah satunya fokus untuk mengembangkan industri EV battery, banyak perusahaan internasional yang ingin menjajaki kerjasama dengan Indonesia. Korea dengan LGChem, Cina dengan CATL, dan sekarang Jepang dengan Toyota dan Panasonic adalah perusahaan yang berkeinginan untuk investasi di EV battery," tambahnya.

Di bidang pembiayaan infrastruktur, Menteri BUMN dan Wakil Menteri II BUMN juga melakukan beberapa pertemuan dengan sejumlah lembaga keuangan di Jepang, untuk membahas berbagai potensi investasi langsung Jepang di BUMN dalam pembangunan infrastruktur, seperti pembangunan jalan tol, pelabuhan, dan bandar udara.

Sementara, di bidang perumahan, Menteri BUMN, Wakil Menteri II BUMN, dan Direktur Utama BTN bertemu dengan IIDA Group Holding  dan Daiwa House dalam menjajaki kerjasama untuk mendukung program pembangunan hunian untuk milenial yang terintegrasi dengan transportasi massal. Hunian ini akan ramah lingkungan dan dilengkapi dengan teknologi dengan biaya yang efisien.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement