REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertandingan kandang Manchester City melawan Liverpool memberi kesempatan pertama kepada kedua tim favorit perebut gelar juara Liga Inggris untuk saling berhadapan musim ini. Namun, pelatih City Pep Guardiola yakin, pertarungan tahun ini bukan sekadar melibatkan timnya dan Liverpool tapi lebih banyak lagi pesaing.
City dan Liverpool saling berhadapan dalam pertarungan sengit yang baru kali itu terjadi saat musim 2018/19 sebelum City memastikan gelar juara liga dengan mengemas 98 poin atau hanya satu angka di atas Liverpool. Namun, the Reds jauh meninggalkan City musim lalu saat mereka juara liga.
Musim ini sudah terbukti tak bisa diprediksi di mana sang pemuncak Liverpool sampai kalah 2-7 melawan Aston Villa. Sedangkan City, tertahan di posisi ke-10 baru menang tiga kali dari enam laga pembukanya musim ini.
"(Liverpool) tetap favorit terbesar tetapi pandemi membuat situasi menjadi sedikit berbeda," kata Guardiola kepada wartawan menjelang pertandingan Ahad (8/11) di Stadion Etihad seperti dikutip Reuters.
"Saya menyaksikan tim-tim lain yang kuat, Leicester (City) mempertahankan tingkat permainan dari sebagian besar musim lalu, Arsenal membuat langkah besar ke depan guna menjadi pesaing juara dan Tottenham (Hotspur), (Jose) Mourinho memiliki tim yang dia inginkan."
Masih ada Chelsea yang pada awal musim ini begitu stabil serta memiliki skuad besar untuk merotasi pemain-pemain top. Guardiola juga tak mau menepikan Manchester United. Ia tidak melihat dari sisi hasil pertandingan, tetapi kualitas Setan Merah yang ditunjukkan musim lalu. "Kami sangat menderita dalam hasil dan barisan depan mereka sangat cepat dan klinis. Saya kira musim ini akan banyak tim yang berada di sana, lima sampai 10 pertandingan terakhir akan menjadi penting untuk sampai di sana guna memperebutkan gelar," ujar Guardiola.
City akan tampil tanpa striker Sergio Aguero karena cedera tetapi Gabriel Jesus dipastikan bugar untuk laga Ahad, yang dianggap penting oleh Guardiola tetapi jauh dari menentukan. Ia mengabaikan fakta kekalahan berarti timnya tercecer delapan poin di belakang tim besutan Juergen Klopp.
"Ini pertandingan penting tetapi seperti pemilihan presiden di AS semua suara harus dihitung," kata pria dari Katalunya itu.''
Menurut Guardiola, musim masih panjang. Banyak poin yang bisa diperebutkan."Selalu menyenangkan bermain melawan tim-tim terkuat dan tahun lalu mereka lebih kuat. Mereka tim yang luar biasa, mereka memiliki manajer sama untuk waktu yang lama dan senang bertemu dengan dia sepanjang waktu untuk meningkatkan level kami," kata Guardiola memuji Klopp.